Mendengarkan melodi indah di tengah lembayung senja.
Bercengkrama seadanya dengan pria yang kusebut lelakiku seraya menatap deburan ombak.
Pun tak lupa menyeruput es kelapa yang baru datang dipangkuan.
"Aku janji, akan selalu disampingmu." Ucapannya membuatku tak bisa mengerjap. Tak kuasa, aku langsung memeluknya.
Tiga hari kemudian ....
Janur kuning melambai bak menyambut Ratu Elizabeth saat aku menyusuri jalan menuju rumah lelakiku.
Dengan tak acuh, aku berjalan dengan santai melewatinya.
Namun langkahku terhenti saat melihat nama Elang Perdana, lelakiku, tertera disana.
Menghela napas sebelum akhirnya aku menemukan pria yang kusebut lelakiku tengah menggandeng wanitanya sedang berjalan memunggungiku menuju rumahnya.
Serasa terjun dari Gunung Everest. Terkoyak menjadi beberapa bagian. Dan tak bisa diutuhkan kembali dengan sempurna.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hahaha
ReplyDeleteMaaf, saya hanya bisa tertawa,
Lebih tepatnya mentertawakan, tertawa kasihan
Ya, padahal sudah terlanjur peluk-pelukan, rupanya jadi punya orang
Wuakakakkakak
Rasanya ingin ketawa sampai puas
Twist ending, kejutan
Bagus.......
Eh tapi kejutannya tidak terlalu ending
Yang bagus tuh ceritanya dibuat terus menjebak pembaca, supaya mengira yang nikah adalah tokoh "aku" dan di ujung pembaca dipukul dengan kenyataan, rupanya yang menjadi wanitanya adalah wanita lain.