Resensi Buku: Sebuah Nama Azzura Dayana

SAMPUL TERBITAN INDIVA PRESS
Sampul Terbitan INDIVA PRESS
Sepertinya, ini bakal jadi novel terbaik yang saya baca bulan ini. Azzura Dayana, telah lama nama ini saya dengar. Kalau saja sampul belakangnya tidak mencantumkan foto, sangat mungkin saya salah kira: menyangka Azzura Dayana seorang pria. Namun bukan, jilbab biru muda membingkai wajahnya, dan jilbab itu, entah mengapa, bagi saya jadi jaminan tersendiri, tulisannya bukan novel biasa.

Azzura Dayana sudah tenar sejak novel Islami booming di tanah air. Sebaris dengan jaman kemunculannya Mbak Helvi Tiana Rosa dan Asma Nadia. Azzura Dayana sering menghiasi halaman Annida. Dan meski saya lupa persis tulisannya yang mana, seingat saya, karya-karya Azzura Dayana cukup menggetarkan.

Dia seorang penulis, backpacker, dan pendidik. Dilahirkan di Palembang 17 Maret 1983. Cukup banyak juga minatnya. Dia hobi traveling, membaca dan mendalami fotografi. Lulus dari Fakusltas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sriwijaya. Dan, nah inilah yang membuat saya berani berkata kepada Anda, novel TAKHTA MAHAMERU ini dijamin mencuri hati, karena sebelumnya, penulis pernah menjuarai Lomba Menulis Cerpen Remaja Islami Gema Insani Press tahun 2003, dengan judul "Alabaster", dan meraih penghargaan terbaik penulisan cerpen sastra dalam Festival Kreativitas Pemuda, dengan cerpen berjudul "Lampiran".

Sampul Terbitan REPUBLIKA
Ow ow ow, ternyata, tak disangka, tak dinyana, ternyata novelnya ini pun novel juara juga. Ini novel terbaik Lomba Novel Republika 2002. Saya tahu ini setelah membaca sampul terbitan Republika novel ini. Sampul yang bersumber dari situs goodread.

Beruntun kemudian saya temukan berbagai komen novel ini, yang semakin, membuat saya terpikat, tergoda, dan ingin juga merekomendasikan novel ini buat Anda baca. Seorang member, Ryan menulis: "Ini bukan review, saya hanya ingin memberikan kesan. Novel yang benar-benar sangat recomended untuk dibaca. Memberikan banyak pelajaran kepada kita dalam menjalani hidup, melupakan dendam, menerima secara tulus, memperbaiki diri dan sebagainya. Sungguh saya mendapatkan banyak hal berharga dari novel ini."

Cara Gratis Baca Buku Ini

Karya lain Azzura Dayana
Bagaimana kisah selengkapnya? Hanya bisa Anda nikmati dengan membaca langsung buku ini. Dan saya, alhamdulillah, bisa membacanya secara gratis. Bagaimana caranya?

Seorang teman facebook dibajak hingga akunnya hilang. Tak tahu kejadian persisnya seperti apa, saya kurang begitu mengerti. Yang pasti, teman facebook ini muncul lagi dengan nama baru. Sebelumnya, nama akun beliau menggunakan nama asli, namun entahlah, mungkin supaya tidak lagi terancam retasan orang, dia kini menggunakan akun samaran. Semula, saya kurang begitu ngeh ini orang siapa. Barulah, setelah dia inboks dan pesan buku, dia mengaku, jika dia, sebenanya si fulan. Dai katakan, dia sangat suka dengan pesanan buku sebelumnya yang berjudul "Dzikir Ilalang". Dia katakan, novel itu bagus, mudah dicerna, dan jalan ceritanya, asyik tak terduga. Karena itu, beliau ketagihan ingin membaca buku lainnya. Dia minta rekomendasi saya. 
Foto AZZURA DAYANA
Saya bingung. Masalahnya, saya jarang baca novel, apalagi membeli novel terbaru. Jadi kurang tahu buat menyebut novel tertentu bagus atau tidak. Jelas tidak bisa saya menyebut sebuah novel bagus hanya dari keterangan sampul, atau cuma mengandalkan endorsmen orang-orang tertentu, yang terkadang kurang objektif. Namun anehnya, saat saya ke toko buku, dan menemukan novel ini, tanpa pikir panjang lagi saya beli. Saya yakin ini novel bagus. Tiba di penginapan, membuka facebook, saya sampaikan kepada si pemesan bahwa saya sudah menemukan novelnya. Kemudian saya sebutkan novel ini, dan beberapa hal yang saya tahu tentang penulisnya. Pemesan suka, dan setuju membeli novel ini. Diberi hati minta jantung, begitulah saya setelah pemesan rela membeli novel ini, saya malah minta lebih dari itu. Saya minta, sebelum novel ini saya kirimkan padanya, ingin saya baca dulu. Saya sangat penasaran dengan ceritanya. Saya katakan, "Saya mau baca buku ini tapi malu."

"Piye iki...kok?"

"Tapi saya malu Mbak, masa penjual buku malah baca buku pembeli?"

"Orapopo, harusnya dibaca dulu, jadi kalau nanya-nanya tahu. Lagi pula, buku beda dengan makanan. Tidak ada kata sisa."

Intinya, saya sukses dapat ijin gratis membaca buku ini. Namun, sekarang buku ini masih tergeletak di meja. Belum saya baca. Mungkin besok, kebetulan ada rencana menunggui sawah. Padi mulai menguning, banyak burung menyerang, jadi harus saya jaga. Sambil menjaga, biasanya saya membaca buku. Masih ingat, musim padi kemarin saya menamatkan dua buku bagus. Yaitu "Sandiwara Langit" dan "Meniti di Atas Kabut" dua karya best seller Abu Umar Basyir.

Jadi, bagaimana cerita serunya buku ini?
Tunggu saja nanti.
Biar saya baca dulu sampai beres.
Atau mungkin, di pertengahan membaca pun, karena saya sering tak tahan ingin berbagi, jika sempat, mungkin saya bagikan juga kesan-kesannya.

Namun saya yakin, ini bakal jadi novel terbaik bacaan saya bulan ini.

Related Posts:

7 Responses to "Resensi Buku: Sebuah Nama Azzura Dayana"

  1. oke ... ditunggu resensi benerannya, Kang... :)

    ReplyDelete
  2. Insya Allah Rara
    Saya akan baca buku ini dengan baik
    Mudah mudahan jadi hiburan buat saya sambil menunggu padi di sawah
    Beginilah nasib orang kampung Ra

    ReplyDelete
  3. Dan mudah-mudahan, kemudian resensinya bisa saya bagikan, biar meski tak baca, kamu sedikit tahu isinya. Oh ya Ra, kamu tulisannya bagus-bagus. Sayang kalah selera menulismu tidak diteruskan

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Rara terus terang, Rara ini orang yang lemot ide Kang, padahal perangkat ada, hahaa

      Delete
    3. Iya
      Amat disayangkan
      Tapi saya maklum, mungkin kamu sibuk ke salon
      Buat perawatan kulit, rambut dan kuku
      Jadi menulis, cuma kau lakukan di waktu senggang

      Delete