Fiksiminiku : Itu Ibu

Kerlip bintang membuatnya termangu, terpesona. Bulan tersenyum indah, membuat suasana malam seharusnya menyenangkan.

"Itu Ibu kan, Kak?"

Kakak yang usianya terpaut tak lama itu termenung sejanak, lalu ... "yang mana?" tanyanya dengan mata berkaca.

Ia tersenyum. senyuman yang membuat goresan di hati kakaknya terasa nyeri. "Itu, Kak. Di barat, yang paling terang itu lho ...," tunjuknya.

Sang kakak memandang pilu. Ia termanung kembali.

"Bener kan, Kak?  Itu Ibu kan? Dulu ... Ibu pernah cerita ...," Ia bercerita, matanya mulai berkaca. "Katanya, walau Ayah tak ada, walau Ayah tak bersama kita, kita bisa tetap memandangnya," lanjutnya pelan, hampir terbata.

Sang kakak tersenyum, pilu. "Ya ... itu Ibu. Benar, itu Ibu." Matanya telah berair. "Dan itu  ... Ayah," lanjutnya terbata, seraya menunjuk bintang yang paling terang di langit malam.

by : Nahayuka (Demak, 20 Desember 2014)

Related Posts:

3 Responses to "Fiksiminiku : Itu Ibu"

  1. Kurang lebih sepuluh tahun lalu, saya pernah jualan buku. Warnanya coklat kalau tidak salah, dan menemukan dalam buku itu, sebuah tulisan berjudul, ANAK SEPASANG BINTANG. Nah, kisah ini mengingatkan saya pada cerita pendek itu. Cukup nikmat juga bernostalgia

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada koreksi? saya anggota baru. hihi :D

      Delete
    2. Untuk sementara tidak ada. Cuma mau saran saja, silakan menulis sebanyak-banyaknya.
      Jangan malas, jangan sungkan, cuma itu kritikan dari saya.

      Delete