Fiksiminiku: Mengapa Menangis

Tubuh itu terpental kemudian membentur aspal. Darah keluar mengucur dengan derasnya. Semakin menggelepar.Motor yang menabrak langsung tancap gas. Sejenak motorku berhenti takut jikalau tubuhnya kembali bergerak. Orang-orang hanya melihat tak ada seorangpun mau menolong dan mengangkatnya. Secuek itukah manusia sekarang? Aku masih berhenti dan terdiam tak berani maju dan mengambil tindakan apapun seperti yang orang-orang lakukan karena kulihat mobil dari arah berlawanan melaju dengan kencang dan menabraknya kembali. Aku menjerit dan menangis.
"Kenapa menangis, Nak?" Seseorang menepuk pundakku.
"Itu ayammu yang ditabrak?"
"Bukan,Pak, tapi lihat bajuku! Hari ini, hari pertama aku kerja, haruskah dengan baju seperti ini?"
Orang tersebut tersenyum melihat bajuku penuh muncratan darah segar.
"Ya, bicara jujur aja nanti. Pasti bosnya mau mengerti."
Aku mengangguk dan berhenti menangis.

Related Posts:

1 Response to "Fiksiminiku: Mengapa Menangis"

  1. Menegangkan,
    Mulanya, saya kira manusia yang terlindas
    Rupanya ayam, tapi tetap mengerikan, dan lebih ngeri lagi membayangkan, masuk kantor dengan pakaian penuh darah

    ReplyDelete