Fiksimini: Yang Datang Membawa Edelweis

Lampu teras nan temaram, menyoroti wajah putih Hana. Gelisah, sejak tadi mondar-mandir. Dari kursi satu ke kursi lain. Duduk, berdiri, duduk lagi. Hampir lima kali dia lakukan begitu.

"Sudah malam, kok belum tidur, Han?" Ayahnya sudah berdiri di pintu.

"Sebentar lagi, Yah. Hana nunggu Rio. Malam ini adalah kepulangan rombongannya dari mendaki. Dia bawain edelweis yang Hana minta," ucapnya.

"Oh ya sudah, Ayah masuk dulu, Han!" kata ayahnya.

Dari luar pagar muncul seseorang. Jalannya bungkuk, Hana langsung mengenali itu Rio. Setelah mendekat, Hana tatap wajah Rio. Pucat, sorot matanya kosong. Tangannya menggenggam edelweis. Entah kenapa, bibir Hana pun jadi berat. Tak sepatah kata pun terucap pada Rio.

Rio mengulurkan edelweis ke tangan Hana, kemudian berlalu.

Paginya, Hana mendapat kabar bahwa tujuh anggota Mapala mendapat kecelakaan. Dua orang ditemukan meninggal, salah satunya Rio. Yang datang membawa edelweis.

Related Posts:

10 Responses to "Fiksimini: Yang Datang Membawa Edelweis"

  1. Kang Dana kasih masukan, buat judulnya yang pas apa ya?
    tadinya mau kasih judul
    - Edelweis dan bayangannya
    - Ada dan Tiada
    Tapi judulnya biar gak ketebak isi ceritanya, apa ya, Kang?

    ReplyDelete
  2. Dua pilihan bagus itu. Namun saya, punya judul juga buat kisah ini: YANG PULANG MEMBAWA BUNGA.

    Hanya saja, kalimat itu akan sayac coba masukkan ke dalam teks, dan akan membuatnya paradoks/bertentangan dengan kata YANG DATANG MEMBAWA BUNGA.

    ReplyDelete
  3. Lampu teras dengan cahaya temaramnya, menyoroti wajah putih Hana. Dia kelihatan gelisah. Sejak tadi mondar-mandir dari kursi satu ke kursi lainnya, duduk, berdiri, duduk lagi, hampir lima kali dia lakukan seperti itu.

    "Sudah malam, kok belun tidur, Han? Adekmu sudah tidur, nyenyak sekali dia." Ayahnya sudah berdiri di pintu.

    "Sebentar lagi, Yah. Hana nunggu Rio, katanya dia sudah pulang mendaki. Dia bawain edelweis yang Hana minta," ucapnya.

    "Oh ya sudah, Ayah masuk dulu, Han!" kata ayahnya.

    Dari luar pagar tampak sosok bayangan seseorang. Jalannya membungkuk. Hana langsung menyadari bahwa sosok itu adalah Rio. Setelah mendekat, Hana merasakan keanehan pada Rio, wajahnya pucat, sorot matanya kosong walau tertuju pada Hana, tangannya menggenggam edelweis. Entah kenapa, bibir Hana pun berat untuk mengucapkan sesuatu pada Rio.

    Rio mengulurkan edelweis ke tangan Hana, kemudian berlalu.

    Paginya, Hana mendapat kabar bahwa tujuh anggota Mapala mendapat kecelakaan, dua orang sudah tidak bernyawa lagi, salah satunya Rio. Yang datang membawa bunga, yang pulang membawa bunga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu jadi 158 kata, Kang. Apa boleh buat di fiksimini?

      Delete
    2. Rara coba buat cerita mistery, Kang.
      ceritanya itu arwah Rio yang datang menemui Hana dengan membawa edelweis permintaan Hana.
      Rio adalah salah satu korban kecelakaan yang tewas saat mendaki gunung bersama anggota Mapala lainnya

      Delete
    3. Oh ya betul Ra
      Jumlah katanya over
      Dan itu perkara mudah Ra, tinggal buat saja kalimat lainnya lebih simple.


      Akan saya coba Ra

      Delete
    4. Lampu teras nan temaram, menyorot wajah putih Hana. Gelisah, sejak tadi mondar-mandir. Dari kursi satu ke kursi lain. Duduk, berdiri, duduk lagi. Hampir lima kali dia lakukan begitu.

      "Sudah malam, kok belum tidur, Han?" Ayahnya sudah berdiri di pintu.

      "Sebentar lagi, Yah. Hana nunggu Rio, katanya dia sudah pulang mendaki. Dia bawain edelweis yang Hana minta," ucapnya.

      "Oh ya sudah, Ayah masuk dulu, Han!" kata ayahnya.

      Dari luar pagar muncul seseorang. Jalannya bungkuk. Hana langsung tahu itu Rio. Setelah mendekat, Hana tatap wajah Rio. Pucat. Sorot matanya kosong. Tangannya menggenggam edelweis. Entah kenapa, bibir Hana pun jadi berat. Tak sepatah kata pun terucap pada Rio.

      Rio mengulurkan edelweis ke tangan Hana, kemudian berlalu.

      Paginya, Hana mendapat kabar bahwa tujuh anggota Mapala mendapat kecelakaan. Dua orang ditemukan meninggal, salah satunya Rio. Yang datang membawa bunga.

      Delete
  4. Oh ya betul Ra
    Saya baca ini dini hari
    Jadi kesan misteriusnya langsung tertangkap
    Relevan nian dengan suasana saat saya membaca

    Kisah ini mengingatkan saya pada buku 4 TAHUN TINGGAL DI RUMAH HANTU, buku misteri terbaik yang pernah saya baca. Saya tahu kisah di dalamnya khayalan, tapi itu buku, dari semua buku misteri yang saya baca, saya rasakan paling berkesan. Katanya sih berdasarkan kisah nyata yang dibumbui khayalan. Di dalamnya ada adegan, ketika seseorang datang ke rumah, untuk meminta maaf, dan keesokan harinya ada kabar dia sudah meninggal.

    Efeknya luar biasa.
    Buat merinding bulu betis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Kang udah diperbaiki jadi kalimat yang simple dan feel-nya terasa.
      Tapi Rara ganti judulnya, bunga -- edelweis, biar terkesan ada mistisnya, hehee

      Delete
  5. Kalau boleh berpendapat, saya lebih suka buah tangan Rara yang asli (maaf Kang Dana) hehe...
    Mungkin kalimat terakhir "yang datang membawa edelweis" sebaiknya dihilangkan, biar ga terlalu jelas.
    Ini sekedar pendapat dari saya yang masih belajar menulis.Maaf!

    ReplyDelete