Bantal Bau Tahi Kucing

Seperti pernah saya sebutkan, pada pojok ini saya akan menulis bebas. Menulis seingatnya. Tujuaannya, bebasnya menulis ini, seperti pernah saya sebutkan, ini buat latihan, ingin melatih jemari dan otak, supaya bisa menulis dan berkisah dengan lancar.

Saya akan menulis tentang bantal. Malam tadi, bantal yang saya gunakan tidak bersarung. Telanjang saja. Sayang nian, yang saya tiduri cuma bantal telanjang. Coba yang telanjangnya jangan bantal, pasti tidur saya saya lebih menyenangkan. Misalnya uang telanjang, tidak berdompet, pasti pas bangun saya langsung bisa meraupnya. Maaf, Anda jangan berpikir macem-macem.

Bantal saya tiduri cuma sudutnya. Itu disebabkan rasa jijik, karena beberapa minggu lalu ada kabar, bantal itu kena kotoran kucing. Jadi saya pulang kampung, dan anak-anak, tidur di luar. Ruangan terkunci mereka tinggalkan. Tak tahunya kucing terjebak di dalam, tak bisa keluar. Akhirnya, si kucing buang kotoran di dalam. Asem, seluruh ruangan jadi bau. Si kucing berak pada tumpukan bantal, yang kebetulan, bertumpuk juga dengan kasur. 

Akibat kejadian itu, kucing kuning itu saya benci. Jika dia masuk, saya dorong keluar, atau pangku dan lemparkan keluar pagar, jatuh ke bawah ke jalan pinggir madrasah, dan itu dalam sekali. Kasihan si kucing, mungkin jantungnya copot. Pak Wawan sempat teriak, itu binatang kesayangan Nabi. Mendengar itu, hati saya protes. Enak dia mengatakan itu. Dia tak tahu, kotorannya buat kamar busuk. Bantal dan kasur terpaksa dicuci, dan akibatnya beberapa malam, terpaksa tidur gelutukan di lantai.

Kembali ke masalah bantal. Bantal itu banyak macemnya. Ada bantal guling, tapi saya tidak tahu, yang suka kita pakai tidur itu bantal apa? Tidak ada namanya kali ya? Kasihan juga. Bayangkan jika Anda hidup tanpa nama, can cuma dapat panggilan orang, saya kira, tak seorang pun lebih minder daripada manusia yang tak punya nama.

Bincang-bincang tentang bantal, rasanya kurang lengkap jika tidak flashback. Bagaimana sejarah bantal? Kapan orang mulai menemukan bantal. Owh rupanya orang telah menggunakan bantal sejak 7000 tahun Sebelum Masehi. Cukup lama juga ya. Bantal pertama kali dipakai oleh bangsa Mesopotamia yang menghuni Sungai Tigris dan Sungai Eufrat yang saat ini disebut Irak. Tidak seperti sekarang, empuk, dulu orang menggunakan bantal dengan batu. Apa gunanya pake bantal, kalau sama-sama keras. Selain Bangsa Mesopotamia, bantal pun saat itu digunakan oleh Bangsa Mesir, hanya bangsa ini menggunakan bantal yang lebih lembut. Namun sebenarnya Bangsa Mesir tidak terlalu suka menggunakan bantal. Untuk tidur, mereka lebih suka menggunakan pilar. Hah, pilar? Au ah gelap. 

Seperti halnya Bangsa Mesir, Cina juga tidak terlalu menyukai bantal empuk. Anggapan mereka, bantal empuk bisa mencuri energi pada saat tidur. Karenanya, mereka lebih suka menggunakan bantal kayu atau batu. Memasuki abad pertengahan--saya tidak tahu abad pertengahan itu abad berapa--bantal mulai digunakan Bangsa Eropa. Saat itu, bantal menjadi simbol status sosial. Hanya golongan menengah ke atas yang menggunakannya. Akan tetapi Raja Henry II mengubah pandangan masyarakat terhadap bantal secara drastis. Saat itu masyarakat dilarang menggunakan bantal, kecuali wanita hamil. Maka saat itu, muncul anggapan, bahwa pria yang menggunakan bantal, hanyalah pria lemah.

Istri saya, jangankan tanpa banta, tanpa kasur saja tak bisa. Tanpa kasur dia susah tidur. Sakit, katanya. Pas kemarin saya pulang, dan tidur di kamar lain--ya, kami tidur terpisah karena dia mengeloni anak--dan saya tidur hanya beralas karpet, dia katakan, "Tidak sakit?", saya jawab, "Tidak." Bagi saya sih nyaman saja tidur tanpa bantal pun, sudah terbiasa. Dulu, di pesantren malah di atas keramik. Bagi saya, yang buat nyaman bukan bantal, tapi ngantuk. Tanpa ngantuk, saya susah tidur. 

Ya sodara-sodara, dicukupkan sekian saja perbincangan saya tentang bantal.

Related Posts:

0 Response to "Bantal Bau Tahi Kucing"

Post a Comment