Mei 1998, menjadi awal kembalinya duka. Malam mencekam merapal kekhawatiran begitu tahu kabar mengerikan.
"Guntur ditangkap, Tante." ucap teman kuliah putra pertama saya.
"Apaaa?"
Saya terduduk lemas. Pucat terlukis di wajah. Celaka! Apa yang akan mereka lakukan pada Guntur? Mendadak kejadian tentang lelaki masa lalu itu melintas di otak saya. Benar-benar menakutkan.
"Itu terjadi saat kami berdemo. Ada empat Mahasiswa Trisakti yang tertangkap."
Ya Tuhan. Sempurna rasanya saya tak bisa berdiri. Lemas dan gemetar. Guntur? Kenapa kamu tidak dengar kata Mama? Kamu anak Mama dengan Papamu. Bukan anak Mama dengan lelaki masa lalu itu. Tapi sifatmu sama sepertinya. Suka memberontak.
Braaaaakkk. Suara orang membanting pintu.
"Ma ma'af, Tante. Saya tidak sopan. Ada kabar dari universitas."
Saya menelan ludah. Mempersiapkan nyawa untuk menerima berita yang akan disampaikan. Guntur? Berkali-kali juga saya menyebut namanya.
"Guntur meninggal. Ia ditemukan tergeletak dengan luka tembakan di kepala."
Semua seperti berputar. Tubuh saya terjatuh.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Wah wah wah
ReplyDeleteJika membicarakan peristiwa demo 1998
Pasti penulisnya generasi di atas saya nih, belum sempet kasak-kusuk siapa sebenarnya Risa
Risa
Hemmh, risa
Tulisannya nikmat dibaca, indah, kosa katanya gak murah-murah, enak di lidah, bagai sup gajah, hahahaha
Sip Risa,
Teruskan, saya terus nikmati fiksmini-fiksimini pergerakanmu
Dahsyat!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
"Saya menelan ludah. Mempersiapkan nyawa untuk menerima berita yang akan disampaikan. Guntur? Berkali-kali juga saya menyebut namanya."
ReplyDeleteMempersiapkan nyawa?
Wow wow wow
Ini majas hiperbola yang gileeeee bener
Penciptaan kata baru, idiom baru, gaya bahasa baru
Ya itulah biasanya pekerjaan seorang sastrawan
Dan Risa
Sepertinya sastrawan
Semoga
.. fiksiminiku_ haduuuh di cerita saya terlihat tua kah? wkwkwwk saya kelahiran tahun 1994. heheheh.. waktu peristiwa itu saya masih berusia 4 tahun.. xixixixi
ReplyDeletepetil motor_ heheheh, lebay ya? xixixi .. sastrawan? sepertinya saya bukan sastrawan. masih belajar.
#terima kasih atas semua komentarnya...
Wah jadi waktu itu Kamu masih kecil Dong
DeleteBagaimana bisa kamu begitu baik mendalami karakter dalam cerita ini? Apa kamu salah satu pencinta pelajaran sejarah sehingga begitu terkesan dengan peristiwa Mei 1998?
.. iya saya suka sejarah.. suka sekali :D
DeletePeristiwa 1998? Waktu itu saya menjadi bagian dari ribuan demonstran yang menduduki gedung DPR/MPR.
ReplyDeleteSalah seorang teman yang suka nongkrong di rental komputer saya, Yun Hap, mahasiswa Teknik Elektro UI menjadi korban yang tertembak.
Wah Bu Umi
DeleteBagi-bagi yang banyak dong ceritanya
Bu Umi, memang Bu Umi waktu itu Mahasiswa Universitas mana?
Trus gimana tuh yang tertembak, apa dia meninggal dunia, atau hidup lagi Bu?
.. wah anda sempat jadi saksi sejarah di masa itu dong.. hmm, kalau saya hanya tahu dari mmbaca.
ReplyDeleteEh ternyata dari membaca
DeleteMhhh
Luar biasa besar pengaruh membaca ya
Sip Hebuattttccc.....terjawab sudah pertanyaanku di atas!
.. Hehehe, saya mencoba mengenal mereka lewat bacaan.. dan saya tulis lagi dengan cerita fiksi
DeleteTeman saya meninggal.
ReplyDeleteWah mbak Umi
DeleteTapi itu si teman, masuk pahlawan Nasional tidak
Apa dia masuk pada nama-nama yang diberitakan di mediakah?
Jadi, yang meninggal itu banyak ya Bu ternyata...........