Rindu Mengering

Dering telepon di rumah itu masih menggema sejak tadi. Tak satupun ringan tangan mengangkatnya. Sementara di seberang, ada hati yang bergetar. Menunggu jawaban.
***

Nafas Pak Tarmizi mulai satu-satu. Nampak wajah pucat semakin kesakitan. Sedang yang diharap tak jua datang.
"Apa sudah Mamak telepon?"
"Sudah, tapi sepertinya anak dan istrimu sedang tidak di rumah." Mak Saidah menjawab.
"Bisakah, Mak?"
Mak Saidah menahan isak. "bertahanlah hingga esok, Mizi. Mereka pasti datang."

***
Subuh pun datang, tak hanya kumandang adzan yang terdengar. Isak tangis menggema di suatu rumah dengan telpon ternganga. Di rumah lain, berjarak ribuan kilo, seorang wanita tua terduduk tak bersuara. Baru saja kehilangan anak semata yang tak terbayar rindunya. Batin berkata, inilah yang disebut KARMA.

Medan, 19.09.15 QA

Related Posts:

0 Response to "Rindu Mengering"

Post a Comment