FIKSIMINIKU : ALASAN


Tuhan maaf kadang aku tak pandai untuk bersyukur. Aku terlalu terlena dengan apa yang di namakan gemerlap dunia. Aku menjadi tuli tiap kali suara panggilanMu memanggil-manggil semua hambaMu untuk melakukan kewajiban mereka. Aku menjadi buta tiap kali ku lihat saudara seimanku sedang kesusahan. Aku jadi bisu tiap kali di ajak teman membaca KitabMu. Lalu mana bukti cintaku padaMu ?

Kenapa semenjak di tempat ini, tempatku menimba ilmu, pemikiranku jadi beda. Yang Ku berikan padaNya hanyalah sisa-sisa waktu dan tenagaku dalam setiap 5 waktuMu. MasyaAllah, inikah bukti cintaku ? Ya Allah akupun tak ingin seperti ini, tetapi aku kesal aku benci mereka yang menghujatku mengikuti aliran sesat. Padahal mereka tak tau alasan utamaku memanjangkan kerudungku, ku belajar tinggalkan celana,ku hindari pakaian ketat. Mereka tidak menanyakan itu, mereka hanya menghujatku.

" Nda kamu ikut indah ya, apa aliranmu sama seperti indah sekarang ? kan dulu kamu dekat dengan indah."

Selalu seperti itu, selalu. Apa lagi yang harus aku lakukan ? Aku tidak seperti dia, sungguh aku hanya terpanggil untuk memperbaiki apa yang masih kurang dari diriku. Hanya itu. Sering kali hati ini iri melihat muslimah-muslimah yang panjang kerudungnya, bajunya tak ketat seolah itu menjaga diri mereka, melindungi diri mereka dan aku sangat iri akan itu. Aku sering berkaca , apakah cukup sampai seperti ini kerudung cukup sekedar menutupi dan memakai celana ketat. Sangat menyesakkan rasanya di hati ketika aku merasa aku terlambat menyadari ini semua. Namun orang itu menguatkanku, dia yang selalu jadi inspirasiku, jadi tempatku berkaca. Dia adalah kakakku.

Kakakku pernah berkata, "Nda aku menjaga diriku, menahan diriku, berusaha melakukan hal-hal baik agar bisa kamu jadikan contoh, aku gak habis fikir kalau kamu melakukan hal yang tidak baik kamu mencontoh siapa, apakah berarti aku gagal menjadi seorang kakak karena tak berhasil mendidik, menjaga adiknya?." Aku hanya bias terdiam waktu itu. Sakit sekali rasanya hatiku. Aku tak menyadari itu. Aku tak menyadari kakak melakukan hal sebesar itu karena sebelum ini aku tak sedekat sekarang dengannya. Dulu aku berbangga-bangga ketika aku menjadi orang yang pertama kali menggunakan hijab dalam keluargaku, ternyata sombongku menutupi hatiku. Aku tak mencari lagi, tak memperbaiki lagi kekurangan diriku, aku tak mengumpuli orang-orang sholehah, aku menutup mata dari kenyataan bahwa yang ku kenakan masih kurang. Hijabku tak menutupi dadaku, pakaian yang ku pakai masih ketat, akupun masih memakai celana jeans ketat, sungguh sangat tak pantas.

Aku masih dalam keadaan itu untuk beberapa waktu yang lama. Sampai suatu saat ketika aku dan kakak akan menghadiri acara bedah buku, waktu itu pertama kali aku berpenampilan sedemian tertutupnya dan kakakpun bilang, "Nda kamu cantik sekali. Pantas kamu seperti itu nda. Gak usah pedulikan apa kata orang kalau kamu memang nyaman dengan apa yang kamu pakai sekarang ya pakai aja. Orang yang menuju jalan kebaikan memang selalu banyak rintangannya nda, jadi kamu gak usah kaget seandainya nanti banyak yang mengkritik penampilan kamu sekarang. Ya nda, harus istiqomah , semangat". Ketika kakak berkata seperti itu, ku lihat dia tesenyum sangat indahnya, menggetarkan hatiku sekaligus membuat pilu hatiku.

Mungkin aku bisa saja mengatakan kepada mereka alasanku tetapi aku tidak tau mengapa tak kunjung aku lakukan. Rasanya percuma karena mereka tidak akan mengerti, mereka hanya akan menertawakan, mengatakan yang tidak-tidak di luar perkiraanku. Tapi lebih dari itu, alasanku yang paling kuat adalah aku ingin ini hanya di ketahui olehNya. Biarkan aku pendam, ku doakan saja yang terbaik untuk mereka. Oh ya Allah, seperti inikah yang Kau rasakan ketika hambaMu menertawakan sebuah kebaikan yang sesuai perintahMu, menganggapnya kuno, ketinggalan jaman dan sebagainya. MasyaAllah, yang baik justru di anggap kuno ,yang tidak baik di anggap menarik oleh mereka.
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208)

Related Posts:

3 Responses to "FIKSIMINIKU : ALASAN"

  1. Betul sekali, terkadang di lingkungan tertentu, orang berjilbab jadi bahan perbincangan. Bahkan dulu di tahun 1990-an, orang berkerudung difitnah sebagai penyebar racun, dan mesti dijauhi...Namun ya begitulah agama ini, datang dalam keterasingan, dan akan kembali terlihat asing, maka bahagialah orang orang terasing,....tidak mengapa terasing karena memegang prinsip daripada diterima lingkungan karena mengorbankan prinsip....hidup adalah soal keberanian, keberanian memegang prinsip

    ReplyDelete
  2. Ini pengalaman nyata ya?
    Eh itu tulisan arabnya menulis langsung juga di sini?
    Hebattttt!!!


    :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi tulisan arabnya copas itu pak .
      Iya pak pengalaman pribadi . mau di tulis di fb takut menyinggung jadi ya di tulis disini saja . mohon kritikannya pak

      Delete