Dari dulu, rerumputan itu tumbuh di pematang. Bentuknya sama, suburnya sama, hijaunya sama, namun sekarang, rumput itu jadi berbeda. Di mata saya, rumput itu tampak sangat nikmat.
Maaf Teman! Jangan salah sangka!
Jangan tuduh saya telah menukar mata dengan mata kuda!
Tidak!
Beberapa hari lalu, sebuah mobil bak saya pinjam dari ketua yayasan, dan membawanya ke kota, kemudian belok ke sebuah perkampungan. Jalan berlika-liku, hingga ke pelosok terpencil, kemudian naik, turun sedikit, dan ngoeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng mesin menjerit-jerit kerja keras merayapi bukit ekstrim, hingga sampai ke tempat datar, saya turun, dan mendekati sebuah rumah, hendak mengambil dombanya buat saya pelihara, namun pemilik tak ada.
Akhirnya, niat mengambil domba batal. Untunglah dari orang lain, saya mendapatkan domba jantan. Dan sejak itu, keseharian saya sibuk menyabit rumput. Memilih, rumput mana kesukaan domba, mana yang bukan. Dan rerumputan di pematang, oh sungguh domba suka. Nah dari situlah, pemandangan rumput di pematang jadi beda. Di mata sata, jadi tampak lebih nikmat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
:D pengen saya bisa bikin yang kaya gini, Kang... bikin yang baca senyam-senyum
ReplyDeleteTerima kasih apresiasinya meski saya dan pembaca sama tahu tulisan ini banyak sekali kekurangannya, jangankan dari sisi cerita, penulisannya saja belum benar
DeleteWoww... Rumput yang subur di padang ilalang, buat sang pengembala. Muantapp...
ReplyDeleteTerima kasih Ang sudah berkenan singgah
DeleteIya mungkin bisa dibilang, sekarang saya hanyalah seorang penggembala
Andai kambing itu bisa saya gembalakan
Akan setiap hari saya keluar kandangkan. Namun sayangnya, di sini tak ada padang rumput
Ha, ha... Ladang fiksi buat merumput! Ieu domba susuruduk... Beu, baru nyampe komment doang. Belum ketemu jalan tembus buat nulis fiksi. Euy, ka mana jalan... Euy, ka mana jalan!
ReplyDeleteKomen Anda sudah sangat berharga bagi saya Ang
ReplyDeleteInilah kenyataan hidup saya sekarang
Jadi petani beneran
Saya punya sawah, dan banyak rerumputan di sana
Dan sekarang, hari ini, meski sekolah membutuhkan kehadiran saya, saya harus ke sawah, mengurus padi dan menjaganya dari burung, dan sambil menunggu, saya akan sambil menyabit rumput
Kerumah-saya-dong-KangDana...
ReplyDeleteRumput-di-belakang-rumah-sudah-setinggi-perut-ijo-dan-suegerrr....
Bisa-buat-makan-kambing-selama-seminggu
Ditunggu-yaaa...
Atau-bawa-sekalian-dombanya..hehehhe...