Fiksiminiku: Saat Rumput Tampak Nikmat

Dari dulu, rerumputan itu tumbuh di pematang. Bentuknya sama, suburnya sama, hijaunya sama, namun sekarang, rumput itu jadi berbeda. Di mata saya, rumput itu tampak sangat nikmat.

Maaf Teman! Jangan salah sangka!
Jangan tuduh saya telah menukar mata dengan mata kuda!
Tidak!

Beberapa hari lalu, sebuah mobil bak saya pinjam dari ketua yayasan, dan membawanya ke kota, kemudian belok ke sebuah perkampungan. Jalan berlika-liku, hingga ke pelosok terpencil, kemudian naik, turun sedikit, dan ngoeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeng mesin menjerit-jerit kerja keras merayapi bukit ekstrim, hingga sampai ke tempat datar, saya turun, dan mendekati sebuah rumah, hendak mengambil dombanya buat saya pelihara, namun pemilik tak ada.

Akhirnya, niat mengambil domba batal. Untunglah dari orang lain, saya mendapatkan domba jantan. Dan sejak itu, keseharian saya sibuk menyabit rumput. Memilih, rumput mana kesukaan domba, mana yang bukan. Dan rerumputan di pematang, oh sungguh domba suka. Nah dari situlah, pemandangan rumput di pematang jadi beda. Di mata sata, jadi tampak lebih nikmat.

Related Posts:

7 Responses to "Fiksiminiku: Saat Rumput Tampak Nikmat"

  1. :D pengen saya bisa bikin yang kaya gini, Kang... bikin yang baca senyam-senyum

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih apresiasinya meski saya dan pembaca sama tahu tulisan ini banyak sekali kekurangannya, jangankan dari sisi cerita, penulisannya saja belum benar

      Delete
  2. Woww... Rumput yang subur di padang ilalang, buat sang pengembala. Muantapp...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Ang sudah berkenan singgah
      Iya mungkin bisa dibilang, sekarang saya hanyalah seorang penggembala
      Andai kambing itu bisa saya gembalakan
      Akan setiap hari saya keluar kandangkan. Namun sayangnya, di sini tak ada padang rumput

      Delete
  3. Ha, ha... Ladang fiksi buat merumput! Ieu domba susuruduk... Beu, baru nyampe komment doang. Belum ketemu jalan tembus buat nulis fiksi. Euy, ka mana jalan... Euy, ka mana jalan!

    ReplyDelete
  4. Komen Anda sudah sangat berharga bagi saya Ang
    Inilah kenyataan hidup saya sekarang
    Jadi petani beneran
    Saya punya sawah, dan banyak rerumputan di sana
    Dan sekarang, hari ini, meski sekolah membutuhkan kehadiran saya, saya harus ke sawah, mengurus padi dan menjaganya dari burung, dan sambil menunggu, saya akan sambil menyabit rumput

    ReplyDelete
  5. Kerumah-saya-dong-KangDana...
    Rumput-di-belakang-rumah-sudah-setinggi-perut-ijo-dan-suegerrr....
    Bisa-buat-makan-kambing-selama-seminggu
    Ditunggu-yaaa...
    Atau-bawa-sekalian-dombanya..hehehhe...

    ReplyDelete