Fiksiminiku : Uang Lima Ratus yang Terakhir

Pukul sebelas siang, Mamat dan Panjul bertemu di lampu merah. Keduanya melangkah mantap menuju lampu merah yang ramai. Mobil dan motor saling berdesakan. Mengepulkan asap hitamnya di udara. Mamat dan Panjul sesekali terbatuk.

Kaki telanjang mereka menghampiri setiap mobil yang berhenti. Memulai pertunjukan. Mamat mendendangkan lagu dangdut sedang Panjul memainkan alat musiknya; papan kayu dengan hiasan tutup botol yang mengeluarkan suara gemericik.

Pengemudi mobil menyodorkan kepingan uang lima ratusan padanya. Mamat membungkuk, mengucapkan terima kasih kemudian pergi. Begitu terus.

Panjul mulai gelisah karena melihat lampu yang akan segera hijau. Tapi Mamat masih asyik bernyanyi.

Uang lima ratusan terakhirnya muncul dari balik kaca mobil. Sayang. Mamat terlambat menangkapnya. Uang itu menggelinding diantara puluhan kendaraan yang melaju. Mamat berusaha mengambilnya.

"Nggak usah diambil, Mat!" teriak Panjul dari tepi jalan. Mamat bergeming. Dia harus mendapatkannya. baginya, uang lima ratus itu sangatlah berharga.

Hap!

Mamat berhasil. Namun naas. Sebuah mobil box menabraknya. Mamat terlempar jauh sambil menggenggam uang lima ratus itu.



Kudus, 19 Desember 2014

Related Posts:

3 Responses to "Fiksiminiku : Uang Lima Ratus yang Terakhir"

  1. Demi uang nyawa melayang
    Ini tidak masuk akal, tapi, ini kenyataan
    Kasihan si Mamat, seakan saya melihat dengan jelas bagaimana nasib malangnya......
    Kamu hebat, menulismu seakan tanpa hambat, meluncur, inspirasimu terus mengalir seakan tanpa bisa digugat
    Dari mana saja, kapan saja, dan apa saja, segala hal bisa menjadi cerita, dan ini luar biasa.....

    ReplyDelete
  2. Terima kasih lagi untuk Kak Dana. Kisah ini mengingatkan saya waktu masih kecil dulu. Selalu menyimpan uang recehan yang bagi kebanyakan teman seumuran saya malah dibuang-buang.

    Semoga dengan adanya cerita ini, semua orang bisa lebih menghargai uang. Berapapun jumlahnya. Karena cari uang itu susah. Menghabiskannya yang mudah. Hehehe :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul
      Padahal uang sepuluh juta pun jika berkurang receh Rp. 100 pun sudah bukan lagi sepuluh juta
      Jadi, uang sekecil apapun berharga!

      Delete