Kelinci Percobaan

Sudah lama aku bermimpi memiliki peternakan kelinci. Terbayang puluhan binatang berbulu lembut itu berloncatan di kebun belakang rumahku. Menggantikan keliaran alang-alang.

Akhirnya aku berhasil memiliki sepasang kelinci. Mereka kubiarkan hidup bebas. Berlarian di kebun belakang. Mereka juga kuperlakukan seperti keluarga. Selain makan rumput hijau, mereka juga makan apa yang aku makan. Nasi goreng atau nasi putih berteman telur ceplok mata sapi adalah menu sarapannya. Bahkan waktu bulan Ramadhan, mereka selalu datang ke dapur untuk makan sahur. Buka puasa pun mereka tak mau ketinggalan. Makan kolak semangkuk berdua. Ah... betapa mesranya.

Melihat kemesraan mereka, kupikir anak-anak kelinci pasti akan segera bermunculan. Menambah keharmonisan rumah tangga.

Hari berganti minggu. Minggu berganti bulan. Kini genap setahun kehadiran mereka di rumahku. Tapi tanda-tanda kehamilan tak kunjung datang.

"Jangan-jangan mereka mandul?" batinku sendu.

Daripada sedih berkelanjutan, aku bawa mereka berdua ke dokter hewan.

"Bagaimana, Dok, apakah mereka mandul?" cecarku tak sabar.

"Menurut saya, sampai kapan pun mereka tidak akan pernah punya anak!" jawab dokter hewan itu sambil mengelus-elus bulu kelinciku.

Oh... betapa sedihnya... tak terasa ada bening menitik dari sudut mataku.

"Ya, bagaimana mau punya anak, mereka kan betina semua, hahahaha.." ujar laki-laki botak berbaju putih itu terbahak.

Related Posts:

3 Responses to "Kelinci Percobaan"

  1. Hahahaha
    Ini kisah bagus juga,
    Sebenarnya salah satu mereka itu jantan
    Cuma, abis operasi ganti kelamin beberapa tahun sebelumnya

    ReplyDelete
  2. Baca lagi judulnya, bagus juga
    Menjebak pembaca buat mengira, bahwa itu istilah buat orang yang dipake coba-coba
    Namun, ternyata, ini kelinci beneran.....

    ReplyDelete
  3. Ini kisah nyata kelinci saya Kang Dana. Namanya Cici sama Cika.
    Kira-kira ada nggak ya yang mau saya jodohkan dengan mereka?

    ReplyDelete