Fiksimini : Berat Timbangan

“Anak-anak, kalian tahu tidak siapa saja orang-orang yang akan masuk Surga?” Tanya pak ustad dengan semangat membara.

“Tahu, pak ustad..” gema anak-anak dengan semangat empat lima. Usut punya usut, sang ustad, habis memberi iming-iming Surga. Menceritakan keindahan di dalamnya. Beberapa anak malah membuka bukunya. Berebut menjawab pertanyaan sang Ustad.

“Yang rajin shalat, Ustad..” Rani, bocah paling cungkring di antara mereka mengacungkan telunjuknya.

“Pinter, apa lagi, anak-anak?” Ustad senang karena merasa murid-muridnya sudah paham materi hari ini.

“Sedekah, membantu Ibu masak, de-el-el, ustad..” Kimmi tak mau kalah. Mereka musuh bebuyutan. Selain saling iri, badan mereka juga jauh beda. Kimmi gempal sedangkan Rani cungkring.

“Kimmi cerdas,, ayo siapa lagi?” kejar pak Ustad.

“Yang berat timbangan.. ustad..” kali ini anak yang lain menimpali dengan serentak.

“Aku duluan dong yang masuk Surga, kan Ustad?” Kimmi merasa senang. Kali ini dia mutlak menang dari Rani.. matanya berkaca terharu..

Dan ustad pun hanya menelan ludah, “Eh..” 

Related Posts:

2 Responses to "Fiksimini : Berat Timbangan "

  1. Hehe, namanya juga anak-anak
    Mereka polos, kurang tahu jika tak dijelaskan sedetail-detailnya
    Namun, itu pun bisa mengundang kreatifitas mereka
    Yang dari kreatifitas itu, kita pun jadi punya ide buat berkreatif riang dalam cerita.

    Mbak Supinah
    Anda produktif menulis, dan tulisan Anda enak dibaca
    Teruskanlah Mbak

    Blog ini,
    Tak hanya bisa mbak jadikan tempat menulis cerita singkat
    Buat menulis cerpen pun tidak mengapa
    Atau misalnya Mbak mau curhat, menulis artikel, apa saja bisa Mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya kang, alhamdulillah saya juga menemukan kenyamana di sini,,
      wah, untuk di bilang produktif, saya merasa masih jauh sekali dari itu, hehe,
      terimakasih apresiasinya, semoga membuat saya makin terpacu untuk menebar kebaikan melalui tulisan :)

      Delete