Di jantung kota Cianjur, Indah tertegun menghitung butir hujan. Rasukan dingin dan pemandangan yang indah membuat fikirannya liar dalam rindu pada sahabatnya. Ia menatap penuh harap sorot langkah yang mendebarkan menuju gedung DKC untuk diskusi sastra dengan para penulis yang handal.Ia sangat berharap disampingnya ada Rasanti sahabat satu mimpinya.
Ia terbayang kenangan dulu saat ia bergurau dengan sahabatnya tentang sastra.
"Mba, aku berharap suatu saat kita bisa jadi penulis dan kita berjuang bersama." Harapnya di masa lampau.
Namun, kini ia melangkah sendiri dalam menata mimpinya. Menghitung butir hujan yang seraya menarik bayang harapan mulia bersama sahabatnya. Akhirnya pertemuan dengan para penulis seakan hanya debu yang terhempas angin. Tawanya kosong...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kang Dana , mohon kripik pedasnya. Soalnya masih bingung dalam menentukan judulnya. Salam :-)
ReplyDeleteIndah sekali,
ReplyDeleteSaya membaca kisah ini sambil mendengarkan lagu "Putri" dari Saleem, penyanyi Malaysia yang suaranya serak-serak basah itu....
Walau pun jauh tapi jelas
Jiwaku menyentuh jiwamu
Puteri di pintu mahligai
Nyatakan segala impian, sambutlah tangan...
Ini kisah yang cocok diberi judul apa saja...
Dan judul di atas juga indah...
Sip
Teruskan, lebih rajin lagi menulisnya
Oke Kang, Terimakasih banyak masukannya ;-)
ReplyDeleteInsyaAllah akan terus belajar.
Kang, lirik lagu yang di atas indah sekali....
Aku baru kali ini menulis fiksi dan entah ini fiksi atau bukan,,,