Pertemuan Indah

         Keringat seolah tak henti mengalir membasahi sekujur tubuhku. Terik matahari seolah menantang, akankah aku terus melaju atau berhenti di tengah jalan. Kepalan telapak tanganku sudah semakin memerah. Tidak kupedulikan lagi jilbab yang sudah semakin tidak karuan bentuknya karena letihnya perjalanan. Dua buah parsel dengan bobot berat harus segera sampai di kosan temanku untuk acara kampus esok hari. Untunglah aku tidak sendiri. Ada Nindi, sahabat setiaku yang membantu membawa parsel-parsel. Setidaknya, tawa canda bersamanya di sepanjang perjalanan, bisa mengurangi rasa letih yang ada.
          Rasa letihku seolah sirna ketika ku melihat kosan temanku sudah di depan mata. Nindi tidak kalah girangnya dariku. Dia bahkan mengajakku untuk mempercepat langkah agar segera sampai. Namun...langkahku terhenti seketika ketika ku menatap seseorang di warung nasi dekat kosan temanku. Seseorang yang sedang lahap menyantap makanan di depannya. Seseorang itu...
         "Ka Firman... " ucapku lirih.
         Aku masih mematung menatapnya. Dia masih asik dengan dunianya, tanpa menyadari kehadiranku. Sama seperti 2 tahun yang lalu ketika kami terakhir berjumpa. Mungkin akan selamanya dia seperti itu. Tidak akan pernah menoleh padaku. Aku akan tetap menjadi seseorang di luar lingkaran hidupnya, karena tak pernah ada secuil keberanian dalam diriku untuk masuk kedalam lingkaran itu. Sama seperti bertahun-tahun yang lalu ketika rasa ini ada, aku akan tetap menyimpannya entah sampai kapan. Rasa yang hanya aku yang menikmatinya...Terima kasih ya Allah, Engkau mengabulkan doaku untuk kembali bisa manatapnya, meski itu hanya sekejap. Pertemuan indah yang tak pernah ku sangka.
 

 

Related Posts:

0 Response to "Pertemuan Indah"

Post a Comment