Fiksiminiku: Bakti Ibu

Hari minggu di Masjid Baiturrohim sedang mengadakan pengajian rutinan. Yati pun bersiap-siap, dipakainya gamis bermotif bunga-bunga dipadu dengan kerudung merah, anggun.
Tak lupa, dihampirinya ibu yang sedang mengasah sabit.

"Bu, yuk kita ke Masjid," ajak Yati.

"Nggak mau ah, ibu mau merumput saja!" jawabnya membuat Yati heran.

"Masa Ibu lebih mementingkan merumput sih, dari pada menghadiri pengajian?" tanya gadis berkerudung merah dengan mimik penasaran.

"Bukannya begitu, Nak! Ibu gak mau Bapak marah gara-gara kambingnya kelaparan. Lagian Bapak juga gak ada di rumah." Ibu berlalu dari hadapanku sembari membawa keranjang.

Gadis itu hanya bengong. Inikah bakti seorang istri?




Related Posts:

2 Responses to "Fiksiminiku: Bakti Ibu"

  1. Tidak ada twist ending, tapi sangat mengesankan
    Terus terasng, saya tersentuh dengan kisah-kisah kesetiaan seorang istri semacam ini. Istri yang akan disayang suaminya, meski kulitnya keriput parah. Istri kenangan, istri yang, takkan pernah mau hilang, bahkan hingga surga, inginnya selalu bersama berkasih sayang

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Kang Dana.

    Belajar dari Ibu, tentang bagaimana berbakti pada suami :)

    ReplyDelete