"Hei anak mami! udah lama ga kelihatan?" seru seorang teman lama, saat bertemu di jalan.
Ya, begitulah julukan kesayangan untukku. Si anak mami. Julukan yang menyakitkan, karena selalu mengingatkan kehidupan yang flat bagiku.
Cari kerja agak jauh, gak boleh, jalan-jalan sama teman juga gak boleh. Sama saja seperti dipasung tapi dengan pasung yang tak terlihat, pasung kasat mata.
Mungkin maksud mereka baik, karena aku wanita jadi harus dijaga untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi mengingat kondisi masa kecilku yang cukup prihatin. Tapi tetap saja itu bukan alasan logis bagiku.
Tapi ya sudahlah, lelah hati ini untuk terus memikirkan hal yang percuma. Mungkin memang lebih baik aku menjadi burung dalam sangkar. Mungkin memang itu yang terbaik menurut Allah untukku.
Bekasi, 22 Desember 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
lanjutkan :)
ReplyDeleteSalah satu kelebihan seorang Eros Rostiana, menurut saya, adalah dalamnya dia saat menuliskan masalah. Saya kira, ini buah dari pengalaman kesehariannya juga. Apa yang ditulisnya, adalah bisikan hati terdalamnya, pengalamannya, meski mungkin, tidak persis seperti apa yang dia alami sebenarnya.
ReplyDeleteSaya suka ceritamu
Mengisahkan seorang yang, sangat disayangi orang tuanya
Sehingga dilarang kerja jauh, sementara para temannya, mengolok-olok dia sebagai anak mama
Ya, begitulah harusnya, mengambil sikap dan mencintai pilihan...meski apa kata orang,