maaf ceritanya ngambang ,,, konflik nya harus lebih di tonjolkan. Disini harusnya di jelaskan kenapa wanita itu dianggap sebagai teroris, argumen anda terpaut hanya masalah hijab saja... Padahal itu bukan alasan logis.
berarti saya telah berhasil membuat ricuh pembaca .. heheee... Terima kasih sudah, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab"
Kak Yogi, itu di jelaskan seperti latar luar negeri. Yang pertama siapa Maria, mengapa bisa bahasa Indonesia, apa kaitannya dengan Indonesia. Dan an-nas siapa, mengapa menggunakan bahasa Indonesia? Apakah mereka orang Indonesia. Jika diadaptasi dari budaya barat memang wanita bercadar susah. Alias masih dianggap miring seperti di Australia dll. (Maya Madu)
Di awal saya menerka akan banyak konflik yang dimunculkan dalam alur cerita ini, tapi ternyata berakhir dengan cepat dengan ending yang ringan. Jadi gemes karena dari temanya potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah novel lho.
tulisan yg memusingkan .... agama kok tidak dikaitkan dengan kehormatan seorang wanita, norma, dan adab. nah wong pengentahuan aja akan pincang jika tidak di sandingkan dengan agama. ini malah melepaskan komponen agama dari kehormatan seorang wanita yg notabennya kehormatan wanita adalah sebuah norma agama itu sendiri.
tulisan yg nggak berdasar dan menyesatkan saya rasa. mohon memberikan tulisan yang baik saja. jangan yg mengandung kebingungan.
hidup di jadikan mudah dengan pengetahuan apa adanya. jangan menambah apalagi mengurahi masalah agama. tidak baik. :D semoga penulis mengerti betul apa yang di tulis dan di sampaikan itu harus di pertanggung jawabkan di akherat.
Ide ceritanya bagus. Sayangnya, konfliknya kurang nancep. Kalau konfliknya lebih di perbanyak, pasti jadi novel yg sangat bagus. Semangat terus ya. (=^.^=)
sangat menyentuh... :)
ReplyDeleteTerima kasih mbak, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab"
Deletemaaf ceritanya ngambang ,,, konflik nya harus lebih di tonjolkan. Disini harusnya di jelaskan kenapa wanita itu dianggap sebagai teroris, argumen anda terpaut hanya masalah hijab saja... Padahal itu bukan alasan logis.
ReplyDeleteberarti saya telah berhasil membuat ricuh pembaca .. heheee... Terima kasih sudah, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab"
DeleteCerita ini memberi inspirasi untuk saya, meski sedikit mengambang dan membuayarkan rasa penasaran di akhir yang sejak awal menggebu-gebu.
ReplyDeleteSudah bagus
Terima kasih sudah mampir, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab" ...
DeleteSemoga bermanfaat ya mbak
sangat menyentuh, harga diri seorang wanita.
ReplyDeletetetapi sayangnya, sudah tercemar.
hanya karena berhijab yg benar, dianggap teroris?
oh, ya, tapi ini ceritanya masih banyak kesalahan pengetikannya, coba deh dikoreksi lagi dan dibenarkan, supaya tidak membingungkan pembacanya.
Deleteiyaa nih.. typo akut ...
DeleteCeritanya bagus. Masih ada typo, coba dicek lagi.
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir mbak, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab"
Deleteiya nih, banyak typo ...
Kak Yogi, itu di jelaskan seperti latar luar negeri. Yang pertama siapa Maria, mengapa bisa bahasa Indonesia, apa kaitannya dengan Indonesia. Dan an-nas siapa, mengapa menggunakan bahasa Indonesia? Apakah mereka orang Indonesia. Jika diadaptasi dari budaya barat memang wanita bercadar susah. Alias masih dianggap miring seperti di Australia dll. (Maya Madu)
ReplyDeletememang banyak yang tidak diungkapkan , namun bisa disimpulkan ... gak akan bisa dicerna kalau membaca hanya satu kali, heheee..
Deleteterima kasih mbak sudah menyempatkan waktu ...
masih ada banyak typo...
ReplyDeletebanyak banget , barusan direvisi sedikit ehheee.. terima kasih mbak sudah mau mampir .. ;)
Deletesedikit koreski. yang benar bukan 'muhrim', tapi 'mahram'. Kalau muhrim = orang yang berihram.
ReplyDeleteOh begitu ya mbak .. terima kasih .. saya edit langsung .. ;)
Deleteterima kasih mbak ..
Di awal saya menerka akan banyak konflik yang dimunculkan dalam alur cerita ini, tapi ternyata berakhir dengan cepat dengan ending yang ringan. Jadi gemes karena dari temanya potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah novel lho.
ReplyDeleteAmin Bunda, kapan-kapan dibuatkan Novel ... lagi proses aja nih ... masih belajar , heheee
Deletegemeter waktu baca akhirnya :)
ReplyDeletetapi bagus idenya semangat ya ;)
Terima kasih kakak sudah mau mapir, semoga ceritanya menginspirasi yaa....
DeleteGood idea :-) :-) :-)
ReplyDeleteTerima Kasih bang Tri ...
Deletedibuat jadi novel aja kak biar ceritanya lebih seru dan menarik lagi. selamat karena sudah membuat saya merinding..
ReplyDeleteWaah .. merinding ya mbak .. kan bukan cerita horror, heheee
DeleteSebah cerita menarik tentang orang yang menolak hidayah...
ReplyDeletetulisan yg memusingkan ....
ReplyDeleteagama kok tidak dikaitkan dengan kehormatan seorang wanita, norma, dan adab.
nah wong pengentahuan aja akan pincang jika tidak di sandingkan dengan agama. ini malah melepaskan komponen agama dari kehormatan seorang wanita yg notabennya kehormatan wanita adalah sebuah norma agama itu sendiri.
tulisan yg nggak berdasar dan menyesatkan saya rasa.
mohon memberikan tulisan yang baik saja. jangan yg mengandung kebingungan.
hidup di jadikan mudah dengan pengetahuan apa adanya. jangan menambah apalagi mengurahi masalah agama. tidak baik. :D semoga penulis mengerti betul apa yang di tulis dan di sampaikan itu harus di pertanggung jawabkan di akherat.
Ide ceritanya bagus. Sayangnya, konfliknya kurang nancep. Kalau konfliknya lebih di perbanyak, pasti jadi novel yg sangat bagus. Semangat terus ya. (=^.^=)
ReplyDelete