28 Responses to "Cerpen : Salib Dibalik Jilbabnya"

  1. Replies
    1. Terima kasih mbak, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab"

      Delete
  2. maaf ceritanya ngambang ,,, konflik nya harus lebih di tonjolkan. Disini harusnya di jelaskan kenapa wanita itu dianggap sebagai teroris, argumen anda terpaut hanya masalah hijab saja... Padahal itu bukan alasan logis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. berarti saya telah berhasil membuat ricuh pembaca .. heheee... Terima kasih sudah, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab"

      Delete
  3. Cerita ini memberi inspirasi untuk saya, meski sedikit mengambang dan membuayarkan rasa penasaran di akhir yang sejak awal menggebu-gebu.

    Sudah bagus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab" ...

      Semoga bermanfaat ya mbak

      Delete
  4. sangat menyentuh, harga diri seorang wanita.
    tetapi sayangnya, sudah tercemar.
    hanya karena berhijab yg benar, dianggap teroris?

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh, ya, tapi ini ceritanya masih banyak kesalahan pengetikannya, coba deh dikoreksi lagi dan dibenarkan, supaya tidak membingungkan pembacanya.

      Delete
  5. Ceritanya bagus. Masih ada typo, coba dicek lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir mbak, lanjutan ceritanya ... nanti ada di Cerpen berjudul "Kisah Cinta Pendekar Jilbab"


      iya nih, banyak typo ...

      Delete
  6. Kak Yogi, itu di jelaskan seperti latar luar negeri. Yang pertama siapa Maria, mengapa bisa bahasa Indonesia, apa kaitannya dengan Indonesia. Dan an-nas siapa, mengapa menggunakan bahasa Indonesia? Apakah mereka orang Indonesia. Jika diadaptasi dari budaya barat memang wanita bercadar susah. Alias masih dianggap miring seperti di Australia dll. (Maya Madu)

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang banyak yang tidak diungkapkan , namun bisa disimpulkan ... gak akan bisa dicerna kalau membaca hanya satu kali, heheee..

      terima kasih mbak sudah menyempatkan waktu ...

      Delete
  7. Replies
    1. banyak banget , barusan direvisi sedikit ehheee.. terima kasih mbak sudah mau mampir .. ;)

      Delete
  8. sedikit koreski. yang benar bukan 'muhrim', tapi 'mahram'. Kalau muhrim = orang yang berihram.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh begitu ya mbak .. terima kasih .. saya edit langsung .. ;)

      terima kasih mbak ..

      Delete
  9. Di awal saya menerka akan banyak konflik yang dimunculkan dalam alur cerita ini, tapi ternyata berakhir dengan cepat dengan ending yang ringan. Jadi gemes karena dari temanya potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah novel lho.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin Bunda, kapan-kapan dibuatkan Novel ... lagi proses aja nih ... masih belajar , heheee

      Delete
  10. gemeter waktu baca akhirnya :)

    tapi bagus idenya semangat ya ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kakak sudah mau mapir, semoga ceritanya menginspirasi yaa....

      Delete
  11. dibuat jadi novel aja kak biar ceritanya lebih seru dan menarik lagi. selamat karena sudah membuat saya merinding..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waah .. merinding ya mbak .. kan bukan cerita horror, heheee

      Delete
  12. Sebah cerita menarik tentang orang yang menolak hidayah...

    ReplyDelete
  13. tulisan yg memusingkan ....
    agama kok tidak dikaitkan dengan kehormatan seorang wanita, norma, dan adab.
    nah wong pengentahuan aja akan pincang jika tidak di sandingkan dengan agama. ini malah melepaskan komponen agama dari kehormatan seorang wanita yg notabennya kehormatan wanita adalah sebuah norma agama itu sendiri.


    tulisan yg nggak berdasar dan menyesatkan saya rasa.
    mohon memberikan tulisan yang baik saja. jangan yg mengandung kebingungan.

    hidup di jadikan mudah dengan pengetahuan apa adanya. jangan menambah apalagi mengurahi masalah agama. tidak baik. :D semoga penulis mengerti betul apa yang di tulis dan di sampaikan itu harus di pertanggung jawabkan di akherat.

    ReplyDelete
  14. Ide ceritanya bagus. Sayangnya, konfliknya kurang nancep. Kalau konfliknya lebih di perbanyak, pasti jadi novel yg sangat bagus. Semangat terus ya. (=^.^=)

    ReplyDelete