Salah satu cara memperindah tulisan adalah, dengan membuat rima pada setiap akhir kalimat.
Efek bunyi sama ini mengundang daya tarik tersendiri kepada pembaca. Setiap kali selesai membaca sebuah kalimat, penasaran, ingin membaca lagi kalimat berikutnya. Ketika kalimat pertama berujung bunyi "ting", maka pembaca penasaran, bunyi "ting" kata apa yang akan dia temukan pada kalimat berikutnya.
Sebenarnya ini kearifan lama yang jarang digali generasi penulis baru. Para penulis jaman dulu mengandalkan rima buat memperindah tulisannya. Bunyi akhir sama, mereka gunakan buat memperindah kalimat-kalimat mereka. Sebenarnya mereka meneladani kitab suci. Al-Qur'anla teladan terbaik tentang ini. Beberapa suroh Al-Qur'an memperlihatkan keindahannya dengan kesamaan bunyi di setiap akhir ayat.
Misalnya surat-surat Juz Amma.
Ini bisa kita manfaatkan dalam penulisa fiksimini kita. Dengan merawat setiap kalimat supaya berbunyi sama, maka keindahan fiksimini kita akan bertambah. Memang membangun fiksi semacam ini membutuhkan kerja keras. Namun buah dari kerja keras itu takkan sia-sia. Lelah saat Anda menuliskannya, namun nikmat saat orang lain membacanya, dan tentu saja, wajah Anda akan cerah karena berbagai apresiasi bagus dari pembaca.
Cobalah. Mudah kok.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
.. tapi kadang kalau begitu takut jadi puisi,, heheheh... dicoba lah, buat belajar. Bermanfaat tipsnya...
ReplyDeleteRisa,
DeleteTerima kasih telah singgah dan baca
Bagi penulis, tak ada yang lebih membahagiakan, selain jika karyanya dibaca orang.
Tak terkecuali saya, penulis gila
Haha
Risa,
Ya, tulisan itu bisa menjadi puisi
Seandainya, tidak punya plot atau jalan cerita, penokohan, latar tempat, dan waktu yang jelas.
Namun, seandainya semua itu ada...boleh saja orang menyebutnya puisi, namun, jika pun ingin disebut kisah fiksi, sesungguhnya itu bisa
iya tuh, Kang. Nanti malah jadi prosa liris bukan fiksi.
ReplyDeletetapi usulnya boleh juga, cuma langsung mikir, bila suatu saat bikin fikmin dgn ber-rima dan kebetulan akhir kalimat bunyinya brot, rima selanjutnya apa ya? :)
Eh ada Rara
DeleteJawaban untukmu juga sama
Asal jelas saja jalan cerita, penokohan, dan latarnya Ra
Haha,
Jika rencananya begitu
Pertama-tama tugas kita, adalah mendata
Kata apa saja yang berakhir dengan kata "Brot!"
Gembrot
Suara "Brot"
Eh Ra, kok kamu jadi keingetan kata itu sih? Wah, jangan-jangan Rara suka perang "Buang Angin"
Wkwkwk,
Maaf Ra
Selamat bermalam Jum'at
Saya malah penasaran nih perihal jumlah suku kata dala fiksimini dengan rima. Kalau baca cerpen dengan rima di kompas sih sudah pernah, saya menandainya hanya beberapa kata pada kalimat terakhir, belum sampai berapa porsi suku katanya. Semoga segera datang bantuan :)
ReplyDeleteJumlah suku kata memang tidak ada ketentuan. Itu cuma supaya panjang pendeknya terukur saja. Bagaikan membuat pantun, kan suku katanya pun diperhitungkan. Tapi kalaupun memang tidak diperhitungkan juga tak masalah kok, dan akan tetap cantik buat dibaca.
DeleteBegitu Mbak Kayla.
Ah tapi saya belum juga memposting karya berima.
Tantangan yang mengasyikan, Kang Dana.
ReplyDeleteTapi mungkinkah? Menulis fikminnya juga masih belajar ahai...
Teh Neni, soal mungkin dan tidaknya,
DeleteTergantung dari Teteh mau mencobanya atau tidak
Jika tidak mencobanya sama sekali, mana mungkin bisa atuh Teh
Tapi saya optimis Teteh bisa. Soalnya, Teteh sudah berkata "TANTANGAN YANG MENGASYIKKAN, KANG DANA"
Nah itu berarti merasa tertarik buat mencobrettttttttttt.....ayo coba.