Fiksimini: Diam

Aku benar-benar membencinya.

Duhai, benarlah kata orang, bila mana engkau mencintai, maka engkau pun harus siap disakiti.

Sudah lama kisah ini hanya menjadi milikku. Ya! Hanya milikku.
Kisah yang tak pernah indah, karena dia yang kucinta tengah bersama wanitanya. Bercanda, bermanja. Sungguh aku membencinya.

Setelah sekian lama bersabar untuk sebuah penantian, mengharap pada janji kehidupan.
Sayang, semua tak sesuai yang kupikirkan.

Dia tak kan pernah mengerti!

Di mana letak keadilan bagi orang yang menjaga perasaannya seperti aku?

Pun pada waktu, yang katanya akan menjadi lebih indah bila mencinta dalam diam.

Aku membencinya. Bahkan setelah kian lama perasaan itu bersemayam dalam hati. Mengukir indah dalam dada.

Puh! Janji kehidupan itu kosong. Dan aku telah sia-sia menyelam di dalamnya. 

Related Posts:

4 Responses to "Fiksimini: Diam "

  1. Mungkin karena seharian ini sedang lelah, saya membaca cerita ini sampai berulang-ulang. Hehe, ya mbak pagi tadi ikut ke kolam, membantu pemindahan ikan. Sebenarnya ingin online terus, menyambut setiap postingan yang datang, namun, saya diam di rumah orang, jadi tak enak jika saat tuan rumah butuh bantuan menolak

    Sore ini, setelah Ashar ada waktu, dan saya siap online, dengan kesiapan membaca setiap postingan dan memberi apresiasi. Namun, tugas lain datang lagi: Kandang jangkrik harus dibersihkan. Akhirnya, saya membuka blog dengan sisa waktu, sisa tenaga, sisa konsentrasi, dan sisa semangat.

    ReplyDelete
  2. Jadi saya mau minta murah hatinya Mbak Supinah, biar saya bisa paham lebih mudah, saya mohon mbak paparkan kisah jelasnya seperti apa?
    Biar panjang juga tidak mengapa Mbak
    Please!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, iya Kang,, terimakasih loh sudah mau rela bagi2 waktu buat kami (ceileh,,) :)
      brti saya copy lagi ke sini stl di edit, atau bikin tulisan baru, kang?

      Delete
  3. ceritanya, A yang kecewa melihat B bersama wanita lain. sedangkan A mencintai B, tapi perasaan itu tak pernah di utarakan.. al kisah B suka sama C (wanitanya), terjadilah cinta yang bertepuk sebelah tangan..

    kemudian, karena kekecewannya itu, A merutuk janji kehidupan "katanya kalau mencintai dalam diam itu indah, tapi rupanya menyakitkan."

    Kira-kira begitu Kang Dana :)

    ReplyDelete