FIKSIMINIKU : ARTI BULAN BAGI FAJAR


sumber : tulisanria.worpress.com
Laki-laki berjenggot tipis itu bangun dari duduknya, melangkah ke kiri, berbalik lalu duduk lagi.

Ah, kenapa aku jadi begini, Bulan kan belum menjadi milikku, Duh Allah.

"Bagaimana keadaan Bulan, Mas?" tanya Mentari, adikku yang berambut legam sepinggang.

Seorang Dokter ke luar dari balik pintu di mana Bulan berada. Seperti kisah dalam sinetron. Dokter itu bertanya siapa anggota keluarganya, membawanya ke ruang praktek kemudian menjelaskan apa yang terjadi pada pasien.

Aku berusaha menyimpan ekspresi terkejut. Mentari langsung berlari melintasi koridor rumah sakit.

Bulan telah mendahului kami menemui-Nya.

HP-ku berdering.

"Mas Fajar, jas pengantinnya sudah jadi. Kapan mau diambil? Atau mau kami antar?"

Diam.

Fajar merasa dirinya memang belum layak bersanding dengan Bulan, sebagaimana pagi, hanya beberapa saat bulan dan fajar bersamaan memuji Illahi. Setelah itu, bias matahari memisahkan mereka untuk mengalah pada siang.

"Bagaimana, Mas?" tanya suara dari seberang telepon mengejutkan. Fajar mengangguk, entah apa yang menggelayut dalam benaknya.

@Jodoh ada di tangan-Nya

Related Posts:

8 Responses to "FIKSIMINIKU : ARTI BULAN BAGI FAJAR"

  1. Indah sekali mbak. Saya suka... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Mas Toni sudah mampir. Mari bila ada masukan ...

      Delete
  2. Iya indah sekali
    Padahal, bukankah begitu mudah dan sudah biasa, bahwa bulan itu bertemu dengan fajar. Ada bersama tanpa saling menentang. Namun, jika memang bukan bagiannya, Bulan pun tak bisa bertemu Fajar.

    Baju pengantin
    Duh, itulah yang buat dada jadi sesak rasanya.
    Melow

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, Kang Dana. Saya masih terus belajar. Lagi dan lagi.

      Delete
    2. Kisah kematian selalu mengharukan
      Terlebih kematian di rumah sakit, karena ini mengingatkan saya kepada kisah anak pertama saya. Tengah malam dibawa ke rumah sakit, berharap sembuh, namun keesokan harinya, mala jadi penghubi baru di pemakaman.....

      Delete
    3. Maaf, tidak bermaksud mengingatkan Kang Dana pada peristiwa duka. Semoga putra Kang Dana bahagia bersama-Nya. Aamiin, apalagi bila belum baligh ...

      Delete
    4. Ya tak masalah Lha Mbak
      Meski pun Mbak tidak menulis ini
      Peristiwa itu tak mungkin saya lupakan
      Namanya juga kehilangan anak. Mbak sendiri, kalau boleh tahu, sudah punya putra/putri berapa?

      Delete
  3. Baru dua, Kang. Satu usia 3 tahun 5 bulan. Satunya 1,5 tahun. Sedang seru-serunya jadi emak :)

    ReplyDelete