Saat Senin pagi yang cerah.
“Kita harus menjadi pribadi yang unggul”, dengan semangat membara kepala sekolah berorasi di depan para siswanya.
Dia melanjutkan, “Unggul dalam segala bidang, baik bidang pertanian, teknologi, pendidikan, politik, sosial dan bidang-bidang lainnya. Karena dengan unggul di bidang itu, kalian bisa meraih cita-cita kalian. Kalian akan terjamin pekerjaannya, masa depannya. Dan juga kalian akan mengalahkan pesaing-pesaing kalian dalam mencari pekerjaan, setuju anak-anak?”.
Para siswa hampir semuanya menjawab serentak, “Setuju”.
Disertai dengan meriahnya tepuk tangan para siswa, guru dan pegawai sekolah.
Jauh dari pandangan kepala sekolah, seorang siswa bertanya dalam hati,”Masak orang kok dididik menjadi orang yang unggul, dan mengalahkan orang lain. Apa tidak capek mempunyai cita-cita tuk mengungguli orang lain dan megalahkannya”.
Sambil menengok ke samping dia berbisik dan bertanya kepada temannya,”Memang tujuan hidup itu seperti itu ya!, kamu bisa hidup seperti itu?”.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Bressss!!!
ReplyDeletePertanyaan menusuk
Iya, jika dipikir-pikir, memangnya bener hidup itu untuk mengalahkan orang lain?
Pantas akhirnya jika para anak didik itu
Setelah besar menjadi orang yang mengungguli orang lain dengan cara menginjak-injak orang lain.
Bukankah seharusnya, antara seseorang dan orang lainnya itu saling mendukung, saling mengangkat, bukannya saling mengalahkan?
Memang tidak sepenuhnya salah
Mengalahkan orang lain dalam kebaikan
Ketika kebaikan orang lain seribu, kita melakukan kebaikan dua ribu
Ketika orang lain melakukan kebaikan sepuluh ribu, kita melakukannya dua puluh ribu.
Namun tampaknya,
Yang menjadi salah adalah salah tangkap pengertiannya
Yaitu ketika si anak menafsirkan, bahwa mengalahkan orang lain itu menjadikannya kalah rugi besar, seperti kalahnya orang tinju, terkapar, tak bisa bangun,
Kisah yang bagus Mas
nuhun kang..
ReplyDelete