Chiko mengintip di sela-sela pagar rumah besar dengan hiasan lampion merah di terasnya. Ia berharap bisa menemui kekasihnya, Happy. Atau sekadar mencium aroma tubuhnya dari jauh.
Tiba-tiba sesosok tubuh membuka pintu rumah.
"Dasar Anjing Lu! Udah berapa kali dikasih tahu jangan deketin Hepi, masih bandel juga! Pergi lu!" teriak seorang wanita paruh baya sambil mengacung-acungkan gagang sapu.
Chiko meradang. Ingin sekali menerjang. Lalu membawa kekasihnya pergi dari kungkungan.
Happy hanya bisa menitikkan air mata dari balik jeruji. Sejak orang rumah tahu ia pacaran dengan Chiko, mereka mengurungnya di kamar. Kata mereka, kekasihnya itu tidak jelas keturunannya. Setiap ia datang selalu diusir bak anjing kurap.
Haruskah kisah cintaku berakhir seperti Romeo dan Juliet? Batin remaja itu sambil menyusut air mata.
Chiko mendengking pelan. Dengan langkah gontai ditinggalkannya rumah majikan Happy. Lalu ia melolong. Lolongan yang panjang dan menyayat.
"Selamat tinggal Hepi... Aku akan selalu mencintaimu!"
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Semula saya mengira ini cinta remaja dari golongan manusia
ReplyDeleteTrus ketika seseorang, menyebutnya anjing, saya kira sebutan anjing itu buat orang
Eh ternyata beneran buat anjing
Kisah tentang anjing?
Wah sudah diangkat berbagai novel
Sudah menjadi film layar lebar, dan kini, menjadi fiksimini
Begitu menariknya kisah tentang anjing
Nah, yang jadi pertanyaan, mengapa kisah tentang anjing jadi menarik?
Karena ini kisah nyata anjing tetanggaku Kang Dana. Dan aku selalu lari ketakutan kalau ketemu Chiko :v
ReplyDelete