Fiksimini : Sensitivity

Hingar-bingar prom night bergema seantero aula. Jun menarikku menjauh dari keramaian.
"Aku ingin pamit secara pribadi, Delilah," katanya.
Aku mengibaskan tangan, tertawa. "Jangan berlebihan Jun, kita masih bisa bertemu setiap hari. Kampus kita sama!"
"Justru itu!" Jun agak berteriak.
"Kau aneh!"
Dia menunduk. "Aku tidak tahu apa aku bisa kuat melihatmu nanti bersama ... Mico."
Aku tertegun. "Kami teman."
"Tidak ...," Jun menggeleng, "Kau bahagia dengannya. Aku bisa lihat itu ...."
Kutatap Jun lama. Tiga tahun selalu sekelas dan kami cukup dekat. Tiba-tiba saja aku gemas. "Boleh aku bertanya?"
"Apapun, Delilah ...."
"Pernahkah kau benar-benar memikirkan, seorang gadis menunjukkan perasaan melalui sikapnya, berharap pria tahu, tanpa harus benar-benar mengatakannya?" kataku cepat.
Jun terdiam. Perlahan bibirnya membentuk sebuah senyum. "Bisa kau ulangi lagi pertanyaannya?"
Aku sudah berlari ke tengah pesta.

Komentar Admin:

Drama. Ahahah, saya sampai merasa sedang menonton Drama Korea. Meski tak begitu tahu drama korea itu seperti apa. Drama korea itu bagus, kata orang. Dan saya mengambil bagusnya. Ya bagus. Dan ini kisah yang bagus. Bahasanya. Dramatisnya. Karakternya. Ah pokoknya, nyaris segalanya. Itu kalau dilihat dari kecamata saya, seorang penggila menulis dengan pengetahuan fiksi terbatas.

Memey, kalau sampai Kamu berhenti menulis, celaka. Bagi saya, itu lebih menyakitkan dari kehilangan uang sejuta. Mahal, kamu sudah punya keterampilan mahal. Iya serius. Mohon jangan buatmu besar kepala ya. Semoga ucapan saya membuatmu ingat kepada Allah, yang sudah memberimu modal besar ini. Yang jika kamu sia-siakan, sungguh amat kusesalkan. Iya. Jika keterampilan menulismu tidak terus kau kembangkan--atau setidaknya--jika kamu tidak terus menerus menulis, maka mutiara mahal dalam diri kamu, akan terbuang, seperti intan di tengah hutan, yang tak ditemukan.

Related Posts:

3 Responses to "Fiksimini : Sensitivity"

  1. Memey, coba kamu bandingkan, antara tulisanmu dengan tulisan saya--komen di bawahnya. Terdapat perbedaan dalam kelancaran bahasa. Itu artinya, kamu punya kemampuan menulis super, yang tak lagi bisa dipandang sebelah mata.

    Saya kembali bandingkan, bahasa saya sendiri kaku, tersendat-sendat, dan terasa berat, beda sekali dengan kosa-katamu, yang cenderung cair, tidak membosankan.

    Karenanya, inilah surgamu, tempat kamu bersenang-senang berbagi tulisan dan kisah, apa saja dari kisah-kisah pendekmu yang berwajah fiksimini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kang Dana, aku belum bisa komentar via hp,
      cape deh ngetik ulang mulu... tapi gak terkirim alias gatot (gagal total), hiks...

      Delete
  2. fragmen yg sangat mengesankan... langsung paham ceritanya,
    siiiip, Wira ... (y) jangan berhenti meneguk surgamu ini :)

    ReplyDelete