Fiksimini : Ironi

Ini hasilnya?

Aku berjalan lunglai keluar dari ruang ujian. Mengusap wajah kusutku dan mempercepat langkah kakiku untuk segera menghindar dari suasana membosankan. Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul 16.00, tapi langit nampak seperti sudah maghrib.

Aroma aspal jalanan usai hujan membuat otak panas yang melepuh jadi mengempis. Hari ini aku belajar tentang kekecewaan. Memang benar, jika ada dua pilihan di antaranya, aku lebih baik dikecewakan daripada mengecewakan. Dengan dikecewakan kita bisa belajar untuk tidak mengecewakan. Tapi hari ini aku . . . . . 

Handphoneku berderit. Ada pesan.

"Itulah kenapa ikhlas benilai berlian, Nduk."

Aku membalasnya.

"Ah, iya benar sekali. Tapi bagaimana dengan doa mereka untukku? Aku mengecewakan bukan?" 

Handphoneku berderit lagi.

"Berat sekali kata-katamu, Nduk. Itu bukan mengecewakan doa. Hanya saja ketika Nduk sudah berusaha dan berdoa, Tuhan berkehendak lain. Takdir! Jadi Nduk bukan mengecewakan."

Aku menghela napas panjang. Iyakah? tapi kenapa rasa bersalah memenuhi pikiranku?

Ironi!


Related Posts:

4 Responses to "Fiksimini : Ironi"

  1. "Nduk, kehidupanmu bukan sebatas ini
    Bukan sebatas lulus ujian, masih luas, dan doa itu tidaklah sia-sia
    Karena tujuan kita,
    Bukan cuma berjaya di dunia, melainkan juga, bahagia di akhirat
    Nah, karena tujuannya bahagia di sana
    Doa yang terpanjat itu tidaklah sia-sia, karena doa itu, andai niatnya ikhlash untuk beribadah, telah tercatat sebagai kebaikan, yang akan kita temukan balasannya di akhirat..."

    ReplyDelete
  2. Kamu produktif, tulisanmu bagus, ungkapan katanya tidak membosankan
    Saya tunggu karya lainnya
    Tulisanmu bagaikan hidangan, dan aku, adalah raksasa lapar
    Yang siap melahap tulisanmu, eh tapi tulisannya harus yang enak ya, seperti tulisanmu di atas....ya Risa

    ReplyDelete
  3. .. siap mas dana,,, xixixixi aku ketahuan curhat ya.. hahahah... tapi komentar pertama dari mas dana cukup menyemangati... makasih mas... betul juga nggak ada doa yang sia-sia... hmm...

    ReplyDelete