Supaya Tulisan Laris, Banyak Dibaca Orang

Di luar hujan, sementara di dalam, di sini, di lantai dua sebuah gedung, saya duduk merasakan kenyamanan.

Saya ingin berbagi tulisan, tentang kunci, bagaimana, supaya tulisan kita laris, banyak dibaca orang. Sumber yang saya gunakan adalah buku tentang marketing, atau pemasaran, karya Ben Abadi. Dalam bukunya ini dia membahas cara-cara, bagaimana supaya produk yang kita pasarkan laris. Bukan lagi kita yang menawar-nawarkan kepada orang-orang, akan tetapi orang-orang itulah yang mencari-cari barang kita. Dan jika kita terapkan ke dalam karya tulis, pengetahuan ini bisa menjadi strategi supaya tulisan kita laris, banyak dibaca orang, dan bukan lagi kita yang menawar-nawarkan, akan tetapi oranglah, yang memburu tulisan kita.

Bagaimana strateginya?

Strateginya adalah, sebagai penulis, kita harus mengetahui beberapa hukum psikologi Magnetic Marketing Formula.

Hukum pertama, adalah RESIPROSITAS.

Hukum ini berbunyi, setiap orang akan membalas budi terhadap apa yang diterimanya. Secara tegas, hukum ini mengatakan bahwa manusia punya kecenderungan untuk membalas (mungkin juga secara sponten) sesuai dengan apa yang diperolehnya. Kalau positif, dibalas positif, begitu puka jika negatif. Silakan Anda coba buktikan hukum ini. Berikan senyum kepada orang lain, maka balasannya kemungkinan besar adalah senyuman juga.

Jika ini saya terapkan ke dalam karya tulis, maka tulisan saya akan banyak dibaca orang, jika saya cukup rajin membaca karya orang. Tulisan saya akan banyak dikomentar orang, jika saya cukup rajin mengomentari tulisan orang. Selama ini postingan saya sepi komentar. Baik postingan di status, demikian juga postingan di grup. Orang-orang mengabaikan. Mengapa? Karena kepada tulisan mereka saya mengabaikan juga. Bahkan ketika mereka mengomentari postingan saya, sebagian mereka saya abaikan. Pengabaian saya terhadap mereka berbalas pengabaikan juga. Namun sebaliknya, ada seorang teman facebook, yang selalu antusias membaca tulisan saya, mulai tulisan pendek, hingga tulisan panjang, mulai tulisan yang saya urus hingga tulisan asal-asalan, mulai tulisan di facebook, hingga tulisan di blog, nyaris semuanya dia baca, dia komentari dengan antusias dengan positif, dan itu dia lakukan di tengah kesibukan mengurus anak-anaknya. Lalu bagaimana respon saya kepadanya? Secara alamiah saya jadi merasa harus membalas budi kepadanya, maka secara alamiah, saya selalu tertarik membaca postingan-postingannya. Kadang saya menjadi komentator pertama. Begitulah balasan antusias, adalah antusiame juga. Saya harap orang itu tak pernah tahu saya sedang membicarakan dia di sini.

Belajar dari hukum ini, jika saya ingin, tulisan saya banyak pembaca, dan blog saya mendapatkan banyak kunjungan, saya pun harus antusias juga, membaca karya tulisan dan blog orang. Jika saya ingin tulisan saya mendapatkan banyak komentar bagus, komentar bagus itu lebih dahulu harus saya berikan kepada orang-orang. Namun penuh ketulusan, sebab ketidaktulusan, justru seringkali menghambat niat orang buat membalas kebaikan kita, karena mungkin, jadi sebal kepada kita.


Hukum kedua, SOCIAL PROOF

Hukum ini berbunyi: "Seorang manusia selalu membutuhkan pengakuan dari lingkungannya. Dia selalu mau diterima oleh lingkungan dan tidak mau merasa dikucilkan atau berbeda. Dia sering menjadikan lingkungannya sebagai role model sebelum membuat keputusan tertentu."

Dengan kata lain, konsumen harus bangga menggunakan produk kita. Pengunjung blog harus bangga sudah masuk blog kita. Seorang komentator harus bangga bisa mengomentari tulisan kita. Dan ketika dia mendapatkan respon, dia pun bangga dengan respon kita. Jika orang merasa bangga setelah membaca tulisan kita, maka mereka, akan memberitahukan kebanggaan itu kepada orang lain, dan ini menjadi sebuah iklan gratis.


Hukum ketiga, SCARCITY, atau keterbatasan.

Hukum ini berbunyi, ketika pilihannya terbatas, maka kecenderungannya adalah orang justru akan tertarik. Konsumen akan lebih tertarik kepada barang-barang yang stoknya terbatas dibanding yang melimpah. Makin eksklusif, orang main tertarik.

Itulah sebabnya, sebagai penulis, jika saya ingin tulisan saya banyak dibaca orang, maka saya harus focus kepada satu tema, kepada satu jenis tulisan, dan tulisan itu harus sedikit saja, tidak usah banyak, supaya yang sedikit itu dinikmati orang, kemudian mereka, saling memberitahukan tulisna kita, membahasnya, menikmatinya lagi, dan setelah itu, merasakan kebutuhan besar untuk membaca tulisan baru. 

Hukum keempat, CONTRAS (Perbandingan)

Hukum ini berbunyi, setiap orang punya kecenderungan untuk membanding-bandingkan sesuatu dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya dan kondisinya. Dalam marketing, jika ada dua atau lebih pilihan pasti akan memudahkan pelanggan, karena mereka bisa membandingkan pilihan-pilihan tersebut, sebelum membuat keputusan. 

Misalnya dengan tulisan tulisan di blog saya, kepada pembaca harus memberikan banyak pilihan. Dalam satu tema yang saya sajikan, saya harus memberikan cabang-cabang dan banyak pilihan lagi, supaya orang merasa lebih betah, dan tidak berpikir buat berkunjung ke blog lainnya dengan tema yang sama.

Hukum kelima, EKSPEKTASI. 

Hukum ini berbunyi, setiap orang mengharapkan sesuatu dari barang yang dibelinya, dan akan kecewa jika yang dia dapatkan dibawah harapannya. Demikian juga tulisan, orang berharap, setelah membaca tulisan saya, dia akan mendapatkan sesuatu, dan pastinya dia akan kecewa, jika apa yang tulisan saya berikan, tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.

Related Posts:

1 Response to "Supaya Tulisan Laris, Banyak Dibaca Orang"

  1. Kok saya baru baca ya? Padahal keren banget lho tulisan ini Kang Dana

    ReplyDelete