Fiksimini : Kegalauanku Malam Ini

Malam ini akhirnya kabar itu datang padaku. Dadaku sangat sesak rasanya. Aku sangat butuh seorang sahabat yang bisa mengerti keadaanku saat ini. Sedikit egois memang tapi aku sungguh butuh tempat untuk meluapkan apa yang kupendam dan aku membutuhkan sebuah respon balik yang dapat menenangkanku.

"Assalamua'laikum , Vi , apa kamu sibuk ?" tanyaku lewat telfon

Suara yang terdengar dibalik telfon itu tak terlalu jelas, malah tak terdengar apapun selain suara motor dan mobil. Sepertinya Alvi sedang berada diluar.

"Ya sudah vi, nanti aku hubungi lagi ya." Ucapku tak menunggu lama lagi. Aku sudah lelah, kian mendesah dengan pesan dari Alvi bahwa dia memang sedang berada diluar.

Aku makin bingung, kian tak terbendung sesak di dadaku. Aku bingung harus bercerita kepada siapa. Apa mereka ? Haruskah mereka ? Apa tidak ada yang lain ? Mereka memang sahabatku tapi aku tau mereka tak sejalan denganku. Banyak yang bilang bertemanlah dengan siapa saja, tapi bersahabatlah dengan orang-orang pilihan. Mereka memang orang-orang pilihan. Hanya mereka yang mau berteman denganku. Walau aku tau kesempurnaan hanya milikNya.

Nyatanya aku belum bisa dan aku hanya diam.

"Vi, kamu apa masih sibuk ?"

Related Posts:

5 Responses to "Fiksimini : Kegalauanku Malam Ini"

  1. Hebat!
    Saya baca, dan kisah ini berhasil memberitahukan kepada saya, seperti apa galaunya sang tokoh utama. Dan sebagaimana umumnya psikologi wanita, saat galau itu, mereka membutuhkan teman ngobrol, tempatnya berbagi cerita. Hanya berbagi saja, tak lebih, namun wanita, biasanya butuh telinga terbuka, yang siap mendengarkannya.

    Akan tetapi Alfi yang ingin dihubunginya terus sibuk, hinggal tak bisa menerima telfon. Dan ujung kisah, masih melukiskan betapa berat beban yang harus ditanggung sang tokoh utama, karena tidak menemukan seseorang tempatnya berbagi cerita.

    ReplyDelete
  2. Akan tetapi, ada beberapa hal yang ingin saya kritisi:

    1. Opening, atau pembukaannya kurang jelas. Ini pembukannya adalah, kedatangan sebuah kabar yang membuatnya gelisah. Namun apa kabar itu tidak jelas? Sebenarnya itu kabar apa hingga menimbulkan gelisah demikian besarnya?

    Maka menurut saya, meski openingnya menceritakan sebab dari keseluruhan cerita, namun kurang pas. Jika openingnya seperti itu, maka uraian cerita haruslah menceritakan kronologi kejadian beritanya. Sedang, jika kisahnya seperti kisah di atas, yang menceritakan seorang galau karena tak menemukan tempat mencurahkan cerita hatinya, maka yang bagus, openingnya harus berhubungan dengan itu.

    Ah ini hanya saran
    Hanya masukan, jika mau silakan Anda terima, tidak juga tidak mengaoa, Anda merdeka!!!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pak , memang masih minim pengetahuan dan pengalaman tentang membuat cerita . Masih kurang lagi pak wejangannya , yang banyak sudah tidak apa-apa pak akan jadi bahan bakar semangat menulis saya . Terima kasih pak

      Delete
    2. Tapi saya salut dengan semangat Anda
      Saya yakin, jika terus berlatih, suatu saat seorang Linda Maya Putri akan menjadi penulis brilian,
      Asal Anda tak pernah berhenti belajar!
      Dan jangan lupa, setelah Anda belajar dan bisa, jangan pernah sungkan untuk Anda tularkan, ajarkan, dan latihkan kepada orang lain.

      Delete
  3. Ada lagi hal lainnya yang ingin saya sampaikan

    Yaitu penggunaan kata "di"

    Jika kata "di" mengikuti kata tempat, maka penulisannya harus dipisahkan.

    Pada postingan di atas, terdapat kalimat: " Sepertinya Alvi sedang berada diluar."

    Kata "diluar" itu keliru menurut EYD.
    Harusnya ditulis terpisah, jadi "di luar"

    ReplyDelete