Fiksimini: Antabur Penghalus Wajah

Bunyi ringtone Whistle mirip siulan burung itu, mengganggu kosentrasi belajarku malam ini. Dengan malas, kuraih hp di atas meja rias. Rupanya WhatsApp dari obrolan grup dan juga Cepi, sepupuku yang di Bandung. Ada apa nih, anak si Om pengoleksi burung, WA-an? pikirku.

Kubuka kode pengaktif hp, sudah ada 30 pesan baru di WA yang masih bertanda merah, artinya belum dibaca. Kulewati pesan grup, sedang 3 pesan WA dari Cepi langsung kubalas.

Teteeeeeeh,
help meeeeee!!!
Muka Cepi ancuuuuur :(

Ancur kenapa, Cep?

Tidak menunggu lama, Cepi langsung membalas:

Muka Cepi jadi item dan kasar bekas jerawat.
Cepi malu,
Obatnya apa?
Cepi pengen punya muka sehalus Teteh.

Ya sudah, pake Antabur saja.

Antabur?
Bagus nggaaaaak, Teh?

Bagus! Itu obat muka mujarab.

Beli dimana, Teh?

Gak usah beli, bisa dicari di rumahmu.
Ayahmu sudah punya stok banyak 'kan?

Maksud Teteh?
Memangnya Antabur apa atuh, Teh?

Ancuran taik burung
Wkwkwkwk

Teh Mutiiiiii jeleeeeek :(

Related Posts:

3 Responses to "Fiksimini: Antabur Penghalus Wajah"

  1. Waduh Ra, sampai sekarang saya belum juga mengerti apa itu Watshap. Orang sudah bicara itu dari dulu, bahkan saya juga baca beritanya, sosmed ini sudah dibeli facebook, tapi sampai sekarang, belum juga bisa menggunakannya. Pengeeeen rasanya tahu. Begitu ungkapan alayna. Tapi belum kesampaian.

    Itu komen masalah Watshapnya Ra, dan ini komen buat ceritanya:

    Wuakakakak
    Kamu sudah hebat dalam menulis
    Beneran!
    Kamu sudah bisa menulis mana cerita yang bagus buat disajikan dan mana yang tidak.
    Kan gini Ra, ada penulis yang lugu-lugu saja, asal bercerita, dan tidak menghiraukan cerita itu seru atau tidak.
    Tapi kamu sudah memilih, hanya cerita dengan twist ending saja yang layak dilemparkan kepada pembaca, di samping kamu juga tahu, kisah basi yang orang lain sudah banyak tahu, sangat tidak layak ditulis lagi buat dibagikan.

    Sip.
    Pertahankan prinsipmu itu.

    Dan,
    Dengan pandainya Kamu memilih, hanya menyajikan cerita bagus, baru, dan twist ending (berakhir kejutan), cerita-ceritamu jadi berkesan. Contohnya saja cerita bulan Agustus kemarin, pasa moment hari kemerdekaan. Kisahmu yang anak kecil menang panjat pinang berkat rajinnya dia membantu ayahnya memanjat kelapa, itu sangat berkesan dan tak terlupakan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti juga Kang Dana tau tentang WhatsApp atau WA, yakin deh. :)
      Oh ya, makasih atas apresiasinya. Fiksimini ini masih di bawah karya penulis lain. Dan ini masih menunjukan kemalasan saya pada membaca, jadi kurang memberi pesan yang bermanfaat buat pembaca, hanya sekedar hiburan.

      Delete
    2. Tapi Ra,
      Beneran Deh Ra, cerita kamu yang ini juga mendidik
      Mendidik kreatif
      Kreatif jailin orang, qwkwkwkw

      Delete