Fiksimini : Hati yang Mendidih

Mbah Nah masih menembang Jawa, terdengar merdu. Makin menambah suasana mistis desa ini. Aku diam menyimak. Suara binatang malam ikut meramaikan di sela kisi-kisi kekalutan. 

"Gendis, Cah Ayu. Ananing donya kuwi kanggo nguji kuat imane manungsa marang Gusti ingkang Maha Kuasa. Uripmu uga sepisan, ojo tur nyerah marang coba, Nduk." 

Aku tersenyum datar. Kata-kata Mbah Nah yang kudengar, seolah bisa membuat gubuk reot ini bergidik merinding. 

Lalu bagaimana dengan semua kepalsuan yang telah terjadi? Maksudku, apa aku masih bisa mempercayai keluargaku? Rasanya aku tidak mengerti. Mereka bilang namaku Gendis, artinya gula. Manis `kan? Tapi mereka membuat hidupku pahit dengan semua fakta perjodohan itu. 

Aku terkekang. Baiklah jika yang akan berdampingan denganku adalah seorang yang benar-benar baik. Tapi kenyataannya dia lelaki busuk. Anak Kyai sesat. Dan aku bukan barang dagangan! 

Aku menghela napas. 

Mbah Nah kembali menembang. Mendinginkan hatiku yang mendidih. Aku muak! Mungkin, jika aku bisa memilih, lebih baik mati. 

*****

Komentar Admin:

Risa, kamu punya bahasa yang sangat bagus dalam berkisah. Tampaknya, keterampilan menulismu sudah sangat terasah. Jauh dari kesan membosankan. Dan tampaknya, kamu seorang yang rajin membaca dan menulis sejak lama. Sayang nian jika keterampilan menulismu tidak kamu kembangkan. Dan sayang nian, jika ide-ide menulis dalam kepalamu tak pernah Kamu ekspresikan.

Membaca kisahmu, saya langsung terbawa pada suasana suatu malam di perkampungan orang-orang jawa. Dengan sebuah lampu temaram, duduk, sedang di hadapan saya, seorang tua berbaju koko motif jawa, seperti bajunya Sunan Kalijaga, dengan memakai blangkon, menembangkan senandung lagu Jawa, seperti yang pernah saya dengar di film "Sang Pencerah" sewaktu KH. Ahmad Dahlan mendapatkan nasihat, supaya sabar, tegar dan bertahan dari segala cobaan masyarakat yang bertindak di atas kebodohan. Supaya selalu tegar, dari segala gangguan mereka yang seringkali menyakitkan.

Namun nyanyian dalam kisah ini menjadi miris, saat tahu nyanyian itu begitu manis, seakan menambah manisnya nama yang diberikan kepada si gadis, yaitu Gendhis yang artinya gula, akan tetapi kehidupan yang mereka limpahkan kepadanya begitu pahit, dengan memperjodohkannya kepada pemuda dengan jiwa sesat, karena lahir dan hidup di tengah orang tua sesat, yaitu kiai sesat.

Kisah yang sangat indah.

Related Posts:

7 Responses to "Fiksimini : Hati yang Mendidih"

  1. .. terima kasih atas komentarnya mas. hehehe itu saya buat fiksimini, soalnya yng cerpen sudah pernah saya ikutkan even lomba menulis bareng mas boim lebon,. alhamdulillah masuk 10 besar, tapi sebenarnya saya juga masih banyak kekurangan dalam hal menulis.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah pantesan,
      Itu artinya Anda orang mahal di sini
      Berbagilah dengan yang lain bagaimana proses kreatifmu menulis
      Bisa dengan cara
      Membuat artikel tentang tulis-menulis di situs ini
      Atau, dengan mengapresiasi dan mengkritik karya teman lain
      Atau dengan cara apa saja
      Insya Allah, kemauan Anda mengajar orang akan membawa berkah

      Delete
    2. .. iya mas dicoba, membuat artikel tentang pengajaran menurut saya sulit. karena disitu peran kita sebagai pengajar dan harus bisa bertanggungjawab dengan apa yang kita ajarkan. terlebih harus menjadi manfaat untuk yang membaca. kalau itu sih mas dana yang lebih ahli..

      Delete
    3. Risa,
      Tidak mengapa Risa
      Saya percaya, jika memang kamu berkenan
      Suka rela berbagi banyak pelajaran, tentunya kamu pun sudah punya pertimbangan, bahwa apa yang kamu sampaikan itu, atas nama kebenaran yang kamu tahu.

      Adapun saya,
      Justru membuka situs ini pun, sesungguhnya
      Bukan buat memberi ilmu, sebaliknya buat menimba,
      Karena yakin, nyaris dari semua orang yang datang ke sini, pasti punya kelebihan......

      Delete
  2. Bahasanya bagus, Mbak. Saya membacanya jadi penuh penghayatan. Salam sukses selalu. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Kayla,
      Saya mau bertanya, Mbak sendiri bagaimana cara Mbak meningkatkan keterampilan menulis Anda selama ini?
      Semoga jawaban apapun yang anda berikan bisa bermanfaat,

      Delete
    2. .. Terima kasih juga mba Khulatul Mubarokah, sukses selalu buat kamu juga...

      Delete