Fiksimini: Janji

Aku berfirasat, malam terakhir perjamuan pascawisuda hari ini adalah malam terakhir pula aku dapat melihat wajahnya. Wajah yang kuyakin akan kurindukan setiap pagi dan malamnya. Ah.. harus bagaimana ini? Rasanya, aku tak sanggup lagi untuk bertemu atau bahkan beradu pandang dengannya.

“Kau menungguku lama?” tanyanya tiba-tiba, mengagetkanku yang sedang melamun.

Aku menoleh, ku lihat seorang laki-laki sedang menatapku dengan senyum simpul di wajahnya. Ku amati sosoknya yang entah bagaimana pun sukses membuatku jatuh hati padanya. Sekejap, ketika aku menyadari bahwa aku terlalu lama menyelami arus matanya yang teduh, aku memalingkan muka kecewa.

“Tidak. Hanya saja, kesabaranku mulai menipis.”

“Maafkan a—“

“Tolong, jangan pergi..”

“Aku akan terbang menuju Jerman, dan aku tahu-kau pun tahu-itu adalah takdir. Tolong, jangan pupuskan harapanku.. Baik-baiklah disini, Tuhan akan memberkatimu. Katakan, apa yang kau inginkan dari—“

“Cukup!” bentakku dengan linangan air mata. “Cukup.. aku hanya ingin janjimu.. janji yang akan kau bawa sampai mati.. ka, katakan bahwa k, kau—”

“Demi apa pun aku berjanji. Kau akan selalu berada di hatiku sampai ajal menjemputku.” []

Related Posts:

5 Responses to "Fiksimini: Janji"

  1. Kamu sudah lancar dalam menulis, kata-katanya tidak membosankan, tak lagi bernada pemula--yang biasanya menulis dengan banyak mengulang kata saya. Ini tulisan renyah, enak dibaca, dan perasaannya, cukup menegangkan, dengan ujung yang, romantos aduh duh duh duh duh.......buat nafasku sesak dan kembang kempis.....romantis abisssssssssssssssssssssssssss

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lebih tepatnya sih apresiasi,
      Pujian hanya milik Allah, kita cuma nebeng keren saja
      Mudah-mudahan Allah memberikan tambahan ilmu lebih banyak lagi
      Sehingga tulisanmu, semakin ca-em, cling, smart, dan aduhai

      Delete
  2. Mau berpisah dengan seseorang
    Seseorang yang sudah sangat khusus dalam hidup kita
    Itu bukan perkara ringan
    Terlebih untuk sebuah perjalanan jauh bernama Jerman
    Pasti akan sangat banyak godaan
    Namun orang dalam kisah itu, duh betapa berat janjinya
    "Awa lho kalau gak dipenuhi, nanti dosa seumur-umur lho." mungkin begitu kataku kalau jadi si wanita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk kali berikutnya, penulisannya langsung di blognya ya
      No copas
      Karena, blogger sangat cerdas dalam mendeteksi mana tulisan hasil copas dan tulisan langsung di blognya

      Delete