Download Gratis Novel Ahmad Tohari: Kubah



Satu hal yang tak pernah saya lupakan setiap kali membangun blog adalah membagikan buku. Mengapa? Karena nyaris semua blog saya, selalu berisi saran, supaya produktif menulis. Dan salah satu trik, supaya produktif menulis adalah, dengan banyak membaca.

Bagaimana prosesnya, banyak membaca membuat seseorang banyak menulis?

Dengan banyak membaca seseorang jadi banyak ide. Yang namanya ide, jika sudah berdesakan di kepala seseorang, maka hanya tiga kemungkinannya. Pertama, terbuang percuma dan terlupakan. Kedua, dibicarakan dengan orang lain. Ketiga, dituliskan. Yang terlupakan jelas tak jadi apapun. Yang diobrolkan sangat mungkin terlupakan, dan yang dituliskan, inilah yang terbaik, karena meski mungkin sekarang tidak berguna, namun suatu saat, bisa jadi orang menemukan tulisan itu, membacanya, kemudian melakukanna. Dan yang ketiga, inilah yang saya inginkan terjadi pada Anda setelah membaca buku-buku yang saya bagikan. Setelah membaca, kepala Anda dipenuhi ide, lalu Anda, tak bisa menahan diri buat menuliskannya.

Saya pernah menemukan sebuah artikel, judulnya "Membaca Suluh Menulis". Tanpa harus tahu isinya, sudah ketebak, pasti arahnya motivasi rajin baca, supaya ke sananya rajin menulis.

Nah, begitulah, kembali kepada perbincangan awal, karena blog saya selalu memberikan pelajaran tentang tulis-menulis, maka setiap kali membangun blog, saya tak pernah alpa membagikan buku.

Lalu apa buku yang akan saya bagikan sekarang?

Karena saya ingin tulisan Anda bernilai sastra, maka buku yang akan saya bagikan pun buku sastra. Antara lain novel ini, novel "Kubah". Karya Ahmad Tohari. Novel ini telah mendapatkan penghargaan Yayasan Buku Utama. Itu terjadi masa orde baru, yaitu masa pemerintahan Pak Harto, masa-masa ketika semua rakyat digiring supaya membenci PKI. Masa-masa rakyat didorong supaya memandang, bahwa komunisme itu biadab, pembantai, dan para penganut komunisme hidup sengsara. Dan saya kira, karena novel "Kubah" ini menyajikan kisah semacam itu, seorang sengsara karena terbawa aliran komunisme, maka Yayasan Buku Utama, yang tentu saja berada di bawah naungan Soerharto, memberi penghargaan karena itu.

Namun jangan salah!

Novel ini dihargai bukan semata, karena sejalan dengan ideologi pemerintah. Bukan sekedar itu. Novel ini, mendapat penghargaan karena memang isinya juga indah. Bernilai sastra. Cara penulisannya. Ceritanya. Gaya bahasanya Sebagaimana biasa, Ahmad Tohari mengangkat tokoh masyarakat marjinal, orang-orang pinggiran, orang-orang kalah dan terlupakan, dan tak pernah disebutkan namanya dalam buku sejarah.

Dan kali ini, Ahmad Tohari mengangkat Karman. Sang tokoh utama. Karena bencinya kepada pengurus mesjid, Karman tak suka kepada agama. Dia tinggalkan shalat. Dan benciannya kepada agama inilah, yang membawa Karman masuk lingkungan PKI. Karman betah di kelompok ini, karena segala perasaan bencinya kepada mesjid, kepada para jemaah, kepada Pak Haji, dan kepada orang-orang beragama seakan mendapatkan dukungan. Orang-orang komunis itu, memang terus menghasutnya supaya benci kepada agama, kepada shalat, kepada otoritas Kiai, dan kepada segala bentuk ritual agama, sampai-sampai Karman berani memecahkan pancuran buat wudlu di mesjid. 

Akhirnya Kaman tercatat sebagai anggota PKI dan menjadi anggota setia. Namun seperti Anda ketahui, dalam sejarah, setelah PKI mencoba mengkudeta pemerintah, tahun 1965, pihak TNI berhasil mengepuk, dan setelah itu PKI dibubarkan. Dimusnahkan hingga akarnya. Banyak masyarakat ditangkap dan dipenjara tanpa proses pengadilan.

Mendapatkan kabar begitu, Karman tahu dirinya terancam. Dia anggota PKI, maka dia tahu dirinya buronan. Maka cepat melarikan diri, ke hutan-hutan, ke tepian sungai, berusaha lari sejauh mungkin. Di sinilah saya membaca sebuah suasana indah tak terlupakan, ketika Karman berlayar dengan sebuah rakit, dan memandang air yang memantulkan wajah rembulan, dia rasakan kesunyian teramat dangat dan keterasingan. Dia rasakan kebutuhan yang besar, untuk kembali hidup di tengah masyarakat bagaimana pun caranya. Mulai disadarinya selama ini telah salah langkah. Menjauhi masyarakat dan melancarkan kebencian kepada mesjid dan agama, adalah keputusannya yang salah. Dari sanalah, dia mulai berpikir untuk menyerahkan diri, meski saat ada orang pada siang harinya dia masih bersembunyi dengan mengubur diri di dalam lumpur sungai.

Dan akhirnya Karman tertangkap, dipenjarakan. Dan kisah belum selesai. Karena satu kabar menyakitkan datang dari kampung. Istrinya yang dia tinggalkan di rumah, dianggap sudah diceraikannya. Maka orang tua dia, Pak Haji menikahkan istrinya itu kepada orang lain. 

Kisah ini berakhir manis dengan kembalinya Karman ke tengah masyarakat. Kembali mencintai agama, ikut serta dalam pembangunan mesjid, dan mempersembahkan sebuah kubah.

Bagaimana detail kisah ini?
Seperti apa keindahan bahasanya? Hanya bisa Anda nikmatidengan mendownloadnya DI SINI.

Yang jelas, ini kisah sudah bertahan di jagad sastra nyaris empat puluh tahun.....

Related Posts:

3 Responses to "Download Gratis Novel Ahmad Tohari: Kubah"

  1. Jadi penasaran pengen baca. Ahmad Tohari kalau nggak salah salah satu novelnya "Ronggeng Dukuh Paruk", benar nggak Kang Dana?

    Oya makasih banyak udah dibagi buku. Ditunggu buku-buku yang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bagaimana sekarang, sudahkah downloadnya Mbak?
      Mudah-mudahan, bisa saya bagikan lagi buku lainnya Mbak
      Saya punya koleksi banyak buku elektronik

      Delete
    2. Mbak Ummi
      Oh ya
      RONGGENG DUKUH PARUK memang karya fenomenal beliau...
      Telah diterjemahkan ke Bahasa Inggris kalau tak salah

      Delete