Fiksimini : Pintaku

Foto Koleksi Kayla Mubara




Aku baru saja lima menit bersama anak laki-laki berusia roda becak kayuh. Dia memelukku erat seolah tak ingin kehilangan.


"Ayah ayo ke sini!" teriak anak berkaus tanpa lengan dengan gambar kartun wortel yang tersenyum.

Laki-laki berjenggot itu menarik tangan anaknya mendekati ombak yang  berdebum.

"Em-emoh, Ayah! Aku takut," rengeknya sambil berusaha melepaskan genggaman tangan ayahnya.

"Enggak apa-apa, ayo!" pinta laki-laki berpeci putih sambil tersenyum.

Anak berkepala gundul meronta, tanpa dia sadari, akupun ikut terhempas.

"Jangan dikejar, Biyu!" cegah laki-laki berbaju putih pada anaknya.

Aku bergulung bersama ombak, mengapung, menari sambil menangis. Betapa pedih berpisah dari anak lucu itu. Bila boleh aku meminta, betapa ingin diri ini mengikut ombak yang kembali ke pantai untuk bersama Biyu. Aku ingin ditendangnya, menggelinding di pasir tepi pantai sambil menikmati angin serta belai cahaya surya.

Yogyakarta-30112014

@Personifikasi

Related Posts:

13 Responses to "Fiksimini : Pintaku"

  1. Sambil membaca ini
    Petikan gitar mengiringi di balik lemari
    Tidak tahu itu nyanyian tentang apa, namun terdengarnya
    Seakan mengiringi dukalara ini cerita
    Lagi lagi mengingatkan saya akan pedihnya kehilangan anak
    Jangankan sampai kehilangan, bahkan baru sakit saja, anak itu sangat mencemaskan
    Terlebih sampai kehilangan
    Anak bagi orang tua memang permata
    Sampai-sampai orang Sunda, menyebut begini,
    Jika orang tua kaya raya, maka anaknya akan menjadi raja
    Namun sebaliknya, jika anaknya yang kaya raya, tanpa disertai kesalehan, maka orang tuanya bisa menjadi babu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pepatah sundanya kejam juga, ya, Kang

      Lagi, mohon maaf, saya sedang belajar membuat fiksi dari koleksi foto-foto kenangan. Eh, malah ngingetin Kang Dana mulu. Maaf, Kang ...

      Delete
  2. Kalimatnya selalu sarat makna.
    Hebat, saya suka, mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih belajar pakai banget, Mbak Rara. Bingung juga saya ada Anonim. Alhamdulillah dah scroll down jadi tahu kalau ini Mbak Rara :)

      Delete
  3. Wah baru bisa komen via hp,
    Tapi harus pilih profil anoman eh anonim

    #Rara Athaya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah beneran Ra?
      Ini mengejutkan Ra
      Saya memang memasukkan sebuauh Sript tadi siang
      Saya sampai mabok mainin ini biar bisa dikomen ia hape

      Tapi Ra
      Masih ada yang kurang
      Saya ingin orang pun bisa posting via hape
      Semoga aja Ra

      Delete
    2. Iya beneran, saya juga mabok otak-atik pilih profil buat bisa komen, sampai teler.

      Mudah2an aja ya, Kang
      bisa posting via hp, walau namanya jadi Anonim semua, haha.

      Delete
    3. Saya bisa merasakan perjuangan para peulis via HP. Salut dan tidak mampu banyak bicara, hanya berdecak saja :)

      Delete
  4. Aku itu sebuah bola kan Jeng Khulatul?

    ReplyDelete
  5. Tahu saja minuman kesukaan saya waktu remaja, Richie :)

    ReplyDelete