"Pan ...." Yanti memanggil anaknya yang tengah asyik bermain kuda-kudaan dengan Puti, "Pulang dulu Nak, tolong Mamak angkat pakaian. Ada seragam sekolah kamu."
Tak perlu diminta
dua kali, Ipan menyudahi bermainnya. "Digantung ya, biar nggak kusut."
Yanti mengingatkan. Ipan sudah berlari ke rumahnya yang tepat di depan rumahku.
Yanti melirikku tersipu, "Seragam sekolah Ipan nggak pernah disetrika, Bu," katanya. "Yah ... mau gimana, rumah belum ada listriknya."
Tepat di bawah jajahan setrika, ada seragam sekolah Puti, anakku. Tiba-tiba aku termangu. Yanti, yang rutin memenuhkan kembali lemari kami yang hampir kosong dengan pakaian rapi dan wangi, tidak pernah menyetrika pakaiannya sendiri. Dan kini ia telaten menyemprotkan pewangi ke seragam anakku, tanpa pernah melakukan hal sama pada seragam anaknya.
Yanti mengingatkan. Ipan sudah berlari ke rumahnya yang tepat di depan rumahku.
Yanti melirikku tersipu, "Seragam sekolah Ipan nggak pernah disetrika, Bu," katanya. "Yah ... mau gimana, rumah belum ada listriknya."
Tepat di bawah jajahan setrika, ada seragam sekolah Puti, anakku. Tiba-tiba aku termangu. Yanti, yang rutin memenuhkan kembali lemari kami yang hampir kosong dengan pakaian rapi dan wangi, tidak pernah menyetrika pakaiannya sendiri. Dan kini ia telaten menyemprotkan pewangi ke seragam anakku, tanpa pernah melakukan hal sama pada seragam anaknya.
Kejujuran, begitulah yang ditunjukkan Yanti dengan setrikanya. Entah penulis sedang menceritakan apa, namun yang saya tangkap, Yanti adalah seorang pembantu rumah tangga yang bekerja di rumah tetangganya. Dengan pekerjaan rutin menyetrika pakaian.
ReplyDeleteSederhana, namun yang dia tunjukkan, sesungguhnya teladan universal. Dalam skala apapun, jika sosok Yanti hadir dalam jiwa seseorang, maka dia akan menjadi karyawan yang dicintai. Dan jelas, ketika kejujuran seorang yanti bersemayam dalam diri pekerja pemerintah, tentu dia akan disayangi rakyatnya.
Memey, Sip, Kisahmu luar biasa......
Wah wah wah....sekali kirim langsung tiga kisah. Ini jarang terjadi di sebelumnya, di mana mereka rata-data hanya mengirim satu kisah saja.
Insya Allah, kisah ini akan saya kirimkan ke koran.
Bulan depan.
Desember.
Insya Allah.
iya seperti saya, baru sekisah saja, langsung mandeg, hahaha.... :)
Deletejalan cerita fikmin ini adalah ringksan sebuah cerpen, entah apa judulnya saya lupa, hanya tokohnya yang diganti. Mungkin Wira juga penulisnya :)
Kang Dana, mungkin author bisa menulis beberapa sekaligus, karena aji mumpung lagi buka PC, soalnya kalau posting lewat hp masih belum bisa, kalau bisa mungkin yg lain pun bisa kirim banyak setiap harinya. begitu menurut Rara :)
DeleteRara
DeleteOh ya bisa jadi Ra
Betapa inginnya web ini seperti facebook
Orang bisa mengaksesnya via hape, dan bisa posting di rumah ini kapan saja di mana saja.
Mungkin saya harus mengundang profesional untuk mengatur setingannya, karena, saya sendiri, ampun dah, tidak bisa.
Sudah saya ubek sana-sini,
Tetap saja, seperti kamu sebutkan, komentar dari hape masih belum bisa.
Minta tolong sama mas Ayick,
Deleteblognya yg kabarpanas.com, bisa diakses via hp, Mas Ayick buat App WordPress tapi yg selft, jadi serasa milik sendiri.
Wordpress itu bisa diakses di hp,
Saya ngisi blognya via hp di wordpress, dan nyaman sekali. :)
Sudah Ra, barusan saya minta tolong mas Ayick
DeleteSayangnya, pertolongan yang saya minta sudah wilayah profesional
Jadi, jika pun mau, saya harus siap bayar sekian rupiah untuk sewa hosting dan domainnya Ra
Begitulah
Daya saya cuma sampai di sana
Mungkin suatu saat menemukan cara, mudah-mudahan!
oh begitu, ya udah... gpp deh,
Deletemudah-mudahan blog ini makin berkembang pesat aja. aamiin
Iya Ra
DeleteMudah-mudahan sayanya sendiri istokomah
Mengurusnya, sampai blog ini benar-benar manfaat
Amien