FILM DENGAN ADEGAN SEKS DAN PAMER AURAT

Film Laskar Pelangi mengangkat budaya, kedaerahan, pendidikan. Maka film ini laris mendapatkan minat masyarakat. Film ini pun go internasional dan mendapatkan penghargaan di Jerman.

Film "Surga Yang Tak Dirindukan" menurut data situs www,filmindonesia,or,id sampai sekarang, tercatat sebagai film Indonesia dengan rekor penonton terbanyak tahun 2015 dengan 1,5 juta lebih penonton. Kenapa? Sebagian alasan karena, film ini diangkat dari novel laris juga, karya Asma Nadia, dengan judul yang sama. Dialognya kaya nasihat segar, seperti bertebaran di halaman novelnya. Film ini juga punya keunggulan dari sisi drama. Manoj sengaja, sejak novel ini deal buat difilmkan, Manoj sudah paten buat rencana, jadi supaya sedihnya dapet, sejak awal cerita penonton sudah dibuat jatuh cinta terhadap Arini dan Pras, maka saat keluarga itu kedatangan prahara, orang bisa berurai air mata!

Atau film "The Children Of Heaven," menceritakan anak kecil, di sekolah, di rumah, di jalan, terburu-buru, sampai lari-lari, namun film ini mendapatkan banyak penghargaan. Ini karena film ini bermuatan cinta, keluarga, kerja keras, ketabahan, dan pengorbanan. Film ini berasal dari Turki dan go internasional, disukai banyak orang.

Film yang mengangkat budaya, cinta keluarga, pendidikan, justru lebih menarik minat. Sebaliknya yang mengedepankan seksualitas dan sensualitas, selain film semacam ini terkesan murahan, ternyata sambutan masyarakat pun kurang. Ini karena masyarakat kita tidak lagi kurang tontonan. Sekarang film banyak, jadi mereka bisa memilih mana film berkualitas mana tidak. Setelah nonton film berkualitas, mereka bisa merekomendasikan kepada keluarga, teman, kerabat. Akan tetapi, jika film yang baru saja mereka saksikan ternyata kurang bermoral, lebih mengedepankan gairah seksual, MANA MAU.

Seorang pemimpin perusahaan mendapatkan undangan nonton gala premier sebuah film. Tidak perlu saya sebutkan judul filmnya apa. Selama film diputar, dia tidak mendapatkan hiburan. Badannya tersandar dan ketiduran. Dia benar-benar kehilangan minat. Dalam perjalanan pulang, beliau berkomentar, "Oke gue bisa promosikan tuh film kalau tidak ada seksnya. Tapi kalau kayak tadi, ya susah!"

Harusnya rumah produksi film lebih waspada. Mengingat pembuatan film ini makan ratusan juta bahkan bisa milyar, harus dipertimbangkan sisi keuntungannya buat mereka. Buat menyedot minat banyak orang--mengingat sebagian besar masyarakat kita muslim--harusnya adegan paha dan seksualitas dibuat minimal kalau tidak mau seratus persen dihilangkan. 

Sayang, sepertinya masih banyak saja rumah produksi film tidak mau tahu. Masih percaya aurat gairah seks bisa membangun daya tarik. Hasilnya, sampai sekarang film semacam ini masih ramai saja dibuat. Akibatnya, setelah nonton orang tidak mau merekomendasikan. 

Okelah, mungkin pendidikan moral nomor dua. Soal orang jadi dosa karena melihat aurat, itu urusan agama masing-masing orang. Tidak terlalu rugi meski pamer aurat tapi penonton membludak. Masalahnya, selain bikin dosa mata, film sejenis ini pun berpotensi merugikan perusahaan. 

Sudah saatnya para sines semakin sadar, buat menarik minat penonton, seks sudah tidak bisa lagi diandalkan. Film dengan adegan seks terkesan murahan.

Related Posts:

0 Response to "FILM DENGAN ADEGAN SEKS DAN PAMER AURAT"

Post a Comment