Umpan Terlezat

Oleh: Umi Sakdiyah

Sore itu persediaan lauk di rumah telah habis. Pasar Pahing masih beberapa hari lagi. Sedangkan ayam-ayam di kandang tak ada yang bertelur.

"Kak, kalau begini caranya kita bakalan kurang gizi nih!" keluhku pada kakak.

"Emmm... gimana kalau kita mancing saja di kolam?" usul kakak bersemangat. "Tapi kamu yang nyari cacingnya, ya, mau?"

Lalu kami berjalan menuruni jalan setapak menuju kolam di dekat sawah sambil menyandang kail. Di sawah, aku menemukan cacing yang gendut-gendut untuk umpan. Hmmm... pasti ikan-ikannya bakalan berebut nih, batinku senang.

"Ikan mas!" pekik gembira kakak sambil melempar kail ke pinggir kolam.

Aku melirik iri. Sambil menunggu ikan memakan umpanku, aku pun komat-kamit berdoa.

"Gurame!"

"Mujair!"

Kakakku tergelak-gelak. Diangkatnya lima ekor ikan gemuk yang diikat seutas tali. "Huh! Sombong! Aku pasti akan mengalahkanmu!" Desisku kesal.

Senja semakin merayap, tapi tak seekor ikan pun menyentuh kailku. Ingin rasanya kubanting kail dan mematahkannya.

Sebelum Maghrib berkumandang, aku berhasil mendapatkan seekor ikan gurame yang sangat besar. Karena mereka kurang tertarik dengan umpanku, maka aku beri mereka umpan yang lebih lezat. Aku buang air besar di jamban yang terletak di atas kolam sambil memancing.




Related Posts:

0 Response to "Umpan Terlezat"

Post a Comment