CUACA TAK MENENTU

Cuaca yang kadang berubah memang sungguh tidak menyenangkan. Saat kau terserang penyakit karena kebuasan cuaca, orang lain akan merasakan yang lebih menderita dari itu. Aku, aku merasakannya. Saat langit cerah, kita bisa menari dengan gembira. Ketika langit murung, kita tersudut dalam kesepian. Namun apakah kau mengerti arti sesungguhnya dari cuaca? Biarkan kukatakan padamu, bahwa pujangga picisan sering mengibaratkan hati seseorang seperti juga cuaca.

"Cuaca hatiku sedang galau, seperti langit senja yang tertindih mendung," begitu katamu. Lalu sambil menerawang langit kau pun berkata, "langit sangat cerah. Seperti wajahmu yang penuh kebahagiaan."

Aku katakan padamu, jika metamorfosamu itu sangat menjijikan. "Pandanglah aku! Dalam cuaca apa pun aku tetap berdiri! Cuaca itu adalah saat yang tidak bisa kau kendalikan."

Rupanya kau mulai membandingkan cuaca dengan keadaan. Kau pun berbisik padaku, "kau tidak bisa mengendalikan cuaca, dan keadaan. Saat cuaca ramah, saat itulah keadaanmu diliputi kebahagiaan. Kau menatap hari-hari penuh semangat. Setiap langkahmu memperlihatkan keyakinan akan keberhasilan. Lalu saat cuaca tidak ramah, keadaanmu terpuruk. Hari-harimu diliputi keresahan. Dan kau menanti untuk melihat kehancuran.

Majalaya, 21 Februari 2015

Related Posts:

0 Response to "CUACA TAK MENENTU"

Post a Comment