Judul:
Eternal Flame
Penulis:
Dheean Reean dkk
Tahun
Terbit: 2015
ISBN:
978-602-02-7976-3
Penerbit:
PT Elex Media Komputindo
Sinopsis:
“Cinta. Sekuat apa pun seseorang menghindarinya, dia akan tetap hadir. Entah memberikan rasa nyaman atau luka hati yang menganga. Karena cinta itu abadi.” – Back Cover
Arrendo Farid Arrizal – sosok lelaki yang dirapuhkan oleh
cinta. Kesetiaan yang dimiliki begitu membebani kehidupannya. Yah, cintanya
telah pergi, selamanya. Namun Edo masih saja menunggu dan berharap bersua
kembali dengan cinta lamanya.
“Cinta tak akan pernah pergi, dia selalu hadir, saat napas masih berhembus dan saat hati masih membuka dirinya.” – Hal. 242
Lain halnya dengan Dimas Bimantara yang kini diombang-ambingkan
cinta, sebab belum bisa menemukan cara untuk menjinakkan
perasaan kekasihnya dan keinginan ibunya.
Tidak jauh berbeda dengan Edo dan Dimas – Satria juga mengalami
hal sama, masih bergelut dalam perihal cinta. Hanya saja bedanya Satria belum (sanggup) menyatakan
secara gamblang isi hatinya, hanya bisa diam-diammenyukai.
“… pada akhirnya seseorang yang hanya berani mencintai diam-diam, harus lebih siap merelakan.”– Hal. 215
Review:
Untuk pertamakalinya aku benar-benar terpukau dengan kisah
yang digagas oleh lima penulis handal ini. Karena bukan perkara mudah menyatukan
lima kepala dalam mengagas sebuah novel, namun juga gak
sulit bagi yang telah mahir di bidangnya. Berbeda halnya dengan antologi yang
hanya menitikberatkan pada pemilihan tema yang sama, bukan kisah yang berkesinambungan
seperti ini. Great ideaaa!
Eternal Flame mengedepankan kisah tiga
pria dengan karakter berbeda, juga masing-masing mengungkap sisi cinta berbeda
pula – Edo yang ditinggalkan cintanya pergi untuk selamanya, Dimas dengan kebimbangan
hatinya dalam menentukan arah cintanya, dan terakhir Satria yang masih keukeuh
bertahan mencintai dalam diam.Gak hanya itu, Eternal Flame juga mengangkat tema
kekeluargaan yang sangat kental sehingga gak heran jika kisahnya sangat akrab
dengan pembaca.
Membaca kisah ini sempat membuatku galau, gimana gak, posisi
tiga pria ini benar-benar ruet, terutama Edo, gak bisa terbayang seandainya aku
diposisi dia – mungkin aku juga akan melakukan hal sama – menunggu, menunggu
dan menunggu.Meski jelas yang ditunggu gak akan pernah bisa hadir kembali, tapi
seenggaknya dengan menunggu semuanya sedikit bisa terobati.
Outline naskah terbaik workshop “Berbagi Cinta Lewat Kata” milik
Naya Corath dkk ini juga banyak sekali menyuguhkan kutipan-kutipan menarik
bahkan puisi.
Salah satunya…
Waktu membawa cinta dalam bentuk ketulusanMenarik ke dalam hidupkuMembiarkanmu merasuki hatikuTanpa sekalipun mampu kusentuhWaktu memberi kita celahUntuk mereguk kesunyian bersamaMeresap dan menatap sang suryaMelaju ke peraduannyaWaktu hanya terus berlariMemaksa kita menantiTerkukung dalam perih dan menghadirkan sepi
Tanpa akhir yang akan menyatukan kita di penghujung hari
Selain itu, karakter tokoh yang menjadi sorotan maupun 'cameo' di Eternal Flame juga sangat natural. Gak heran kalau novel ini begitu memikat. Bahkan sampai saat ini aku belum bisa move on dari salah satu tokohnya - Nurmalita. (Boleh dong request sosok pujaan seperti dia. Hihi. Pleaseee!). Totally, Good!
Novel ini recomended banget buat kamu penggemar roman. Sila buktikan.
4.2 ★ for this book!
Novel ini recomended banget buat kamu penggemar roman. Sila buktikan.
4.2 ★ for this book!
Yeaaahh...!
ReplyDeleteBenar kaan kalau buku ini tuh bagus ceritanya... :D Unik soalnya ditulis berlima dan itu satu cerita...
Yoi Kak Vind, gak kebayang ruwetnya nyatuin ide dan hasilnya segini kecenya. Top bgt dah 😊
ReplyDelete